BALI- PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina, mencatat pencapaian signifikan dalam eksplorasi migas sepanjang 2024. PHE mengebor 28 sumur eksplorasi. Dari jumlah tersebut, 22 sumur telah diselesaikan, sedangkan 6 lainnya masih dalam proses.

“Capaian ini menunjukkan peningkatan eksplorasi sebesar 23% dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muharam Jaya Panguriseng, Direktur Eksplorasi PHE, saat media gathering PHE di The Patra, Bali, Selasa (11/2/2025).

Muharam menegaskan, pada 2024 PHE mencatat tambahan sumber daya kontingen (2C) sebesar 652 juta barel setara minyak (MMBOE) . Angka ini meningkat 34% dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang sebesar 488 MMBOE. Kontribusi terbesar berasal dari kegiatan pengeboran eksplorasi serta akuisisi data seismik 2D dan 3D. “Dengan pencapaian ini, PHE berhasil mencatat temuan cadangan eksplorasi terbesar dalam 15 tahun terakhir,” katanya.

Menurut dia, salah satu penemuan terbesar tahun ini berasal dari sumur Tedong-1 di wilayah kerja Pertamina EP Cepu. Sumur ini mengandung gas sebesar 548 miliar kaki kubik (bcfg) serta kondensat sebanyak 13,51 juta barel. Selain itu, penemuan di struktur Padang Pancuran di Sumatra Selatan menambah 140,6 MMBOE. “Keberhasilan ini memperkuat posisi PHE dalam mendukung ketahanan energi nasional,” katanya.

Selain eksplorasi migas, PHE juga mulai menjajaki eksplorasi hidrogen alami di Sulawesi Timur. Berdasarkan penelitian internal, terdapat potensi geologis hidrogen sebesar 482 triliun kaki kubik (TCF) di Poso-Ampana dan 55 TCF di Bahodopi. Proyek ini mendapat dukungan penuh dari direksi PHE sebagai bagian dari inisiatif energi masa depan. Surat resmi juga telah diajukan ke Ditjen Migas untuk meminta prioritas dalam eksplorasi ini.

Dalam sesi media gathering, PHE juga menyoroti ketergantungan Indonesia pada impor minyak dan gas. Data menunjukkan bahwa jika tidak ada tambahan cadangan baru, ketergantungan impor minyak akan terus meningkat hingga 100% pada tahun 2050. Oleh karena itu, PHE berkomitmen mempercepat eksplorasi dan diversifikasi energi. Hal ini sejalan dengan agenda pemerintah untuk mencapai swasembada energi.

 

Muharam Jaya Panguriseng, Direktur Eksplorasi PHE (foto: Dudi Rahman)

Dari sisi makroekonomi, PHE mengaitkan peran sektor energi dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Proyeksi menunjukkan bahwa Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2045. Dengan target pertumbuhan GDP di atas 7%, ketahanan energi menjadi faktor kunci. Bonus demografi dan sumber daya energi yang melimpah menjadi kekuatan utama Indonesia dalam mencapai target tersebut.

Strategi PHE juga menyesuaikan dengan visi pemerintahan baru yang menekankan swasembada energi dan ekonomi hijau. Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memasukkan ketahanan energi dalam program prioritas nasional. Dalam konteks ini, PHE menyiapkan langkah-langkah untuk meningkatkan produksi domestik serta mengembangkan energi alternatif. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor dan memastikan pasokan energi berkelanjutan.

Arya Dwi Paramita, Corporate Secretary PHE, menegaskan media memiliki peran strategis dalam menyampaikan informasi terkait industri migas. Sinergi yang baik antara PHE dan media diharapkan dapat meningkatkan literasi energi di masyarakat. Media juga diharapkan dapat mengedukasi publik tentang peran industri migas dalam pembangunan nasional. Kolaborasi ini akan terus diperkuat melalui berbagai kegiatan media gathering di masa mendatang.

Media gathering ini juga menjadi ajang apresiasi bagi insan pers yang berkontribusi dalam menyebarkan informasi mengenai industri hulu migas. PHE memberikan penghargaan kepada media yang dinilai aktif dalam memberitakan perkembangan eksplorasi energi. Acara ini diakhiri dengan sesi networking untuk mempererat hubungan antara PHE dan para jurnalis. Dengan adanya kegiatan ini, PHE berharap dapat terus mendukung ketahanan energi nasional secara berkelanjutan. (DR)