JAKARTA – PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina menjalin sinergi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk pemenuhan kebutuhan gas bumi bagi kawasan industri.

Dewi Muliana, Direktur Perwilayahan Industri, disela Forum Group Discussion di Batam, 24 Agustus lalu mengungkapkan bahwa pertumbuhan industri pengolahan non migas mencapai 4.64% pada TW I 2024, yang berkontribusi 72,39% pada nilai eksport nasional.

“Kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas terhadap PDB Nasional mencapai 17.47%, dan terus bertumbuh hal ini terlihat dari besarnya investasi yang mencapai 155.5 Trilyun atau sebesar 38.73% dari total investasi Indonesia pada TW I 2024. Sektor Industri Nonmigas juga berperan besar pada penyerapan tenaga kerja, terhitung sebanyak 19.29 juta orang pada Agustus 2023 atau naik 181 ribu orang dibanding Agustus 2022” ujar Dewi dalam keterangannya, Selasa (27/8).

Dalam pembangunan sektor industri jangka Panjang, Kemenperin menyiapkan roadmap 2025 – 2045, dimana mulai tahun 2025 berfokus pada penguatan struktur serta ekosistem hilirisasi industri dan selanjutnya pada tahun 2030 – 2034 dilakukan pemfokusan pada industri yang berbasis sumber daya yang medium-high tech sehingga terjadi peningkatan kompleksitas Produk Industri. Kedepan, Indonesia diproyeksikan menjadi pusat dari Global Value Chain serta menjadi pusat jasa manufaktur maju di Tingkat Regional pada 2040 – 2045.

Untuk mendukung roadmap tersebut, Kemenperin telah menerbitkan visi dan misi pembangunan industri nasional serta penerbitan regulasi turunan yaitu PP No 20 Tahun 2024 tentang Perwilayahan Industri.

Rosa Permata Sari, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, mengungkapkan PGN fokus untuk peningkatan optimalisasi dan pengembangan infrastruktur melalui penjajakan bersama dengan kawasan industri yang belum memiliki akses terhadap pasokan gas bumi.

Dalam FGD antara Kemenperin dengan PGN, dilakukan pemetaan kawasan industri yang dapat menjadi prioritas jangka pendek dalam pengembangan infrastruktur gas bumi. Terdapat 14 kawasan industri (dari 50 KI) yang menjadi prioritas pengembangan infrastruktur gas bumi dengan mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur gas bumi milik PGN, serta status kawasan indstri tersebut sebagai Proyek Strategis Nasional. Adapun kawasan indstri tersebut adalah Kawasan Industri Panbil Tembesi, Bintan Industrial Estate, Kalimantan Industrial Park Indonesia, Indonesia Pomalaa Industrial Park, Kawasan Industri Makasar, Kawasan Industri Buli, Kawasan Industri Pulau Obi, Kawasan Industri Teluk Weda, Kawasan Industri Jorong, Indonesia Morowali Industrial Park, Kawasan Industri Konawe dan Kawasan Industri Motui.

Selanjutnya PGN menindaklanjuti dengan melakukan Joint Planning, Site Survey, Kajian Tekno-Ekonomi, dan Peningkatan Maturitas Investasi atas seluruh Kawasan Industri yang telah diprioritasikan, dan pada kesempatan yang sama, PGN telah menandatangani Heads of Agreement (HOA) dengan sejumlah Kawasan Industri perihal pengembangan gas bumi dengan potensi kebutuhan volume gas bumi kurang lebih 115 BBTUD mulai tahun 2027.

“Kami berkomitmen untuk memperluas akses gas bumi dengan menyasar kawasan industri, didorong oleh adanya peluang sinergi terkait infrastruktur yang bisa dikembangkan khususnya di Indonesia Tengah dan Timur. PGN memiliki konsep integrasi infrastruktur pipeline dan beyond pipeline,” jelas Rosa.

Rosa melanjutkan bahwa selain untuk kebutuhan gas terpenuhi, perencanaan bersama Kemenperin diharapkan dapat menstimulasi pemanfaatan gas bumi domestik dan menciptakan multiplier effect. PGN sebagai badan usaha di sektor hilir gas bumi siap menjadi garda depan dalam rangka mewujudkan cita-cita tersebut.

“Komitmen dan fokus PGN untuk menyediakan aksesiblitas gas bumi di KI juga ditujukan untuk mendukung pemerintah dalam mengembangkan KI yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Konsep integrasi infrastuktur gas bumi dapat menjadi satu kesatuan bersama penyediaan infrastruktur lainnya untuk mempercepat pembangunan PSN,” ujar Rosa.