JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sebagai Subholding Gas dan PT Pertamina Internasional Shipping (PIS) sebagai Subholding Shipping dan Integrated Marine Logistic Company menandatangani kerjasama optimasi pengelolaan dan penyediaan Liquified Natural Gas (LNG). Penandatanganan Head of Agreement (HoA) kerjasama tersebut mengenai penyediaan LNG carrier dan fasilitas bunkering LNG.

Kerjasama ini mencakup dua hal, pertama penyediaan LNG carrier (kapal LNG) oleh PIS dan sarana pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan proyek serta kegiatan trading LNG PGN. Kedua, penyediaan LNG dan fasilitas bunkering oleh PGN guna konversi kapal-kapal PIS yang menggunakan BBM menjadi bahan bakar berbasis LNG. Pilot project ditargetkan pada 5 (lima) kapal support vessel (new built) milik PIS.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, menyatakan kerjasama internal ini menjadi captive market dan akan membawa hal positif bagi PGN dan PIS serta akan berlanjut ke subholding lainnya. Hal ini akan memperkuat peran kedua subholding dalam persaingan pasar eksternal.

“Sinergi diperlukan karena kedepan, PGN akan berperan penting dalam transisi energi di Indonesia khususnya dalam green energi yang memerlukan resources sangat besar dan tidak bisa dikerjakan sendiri. Bagi PIS, penyediaan LNG dan fasilitas LNG bunkering untuk mendukung PIS dalam mengoperasikan eco-green vessel yang sejalan dengan penerapan global standart IMO 2020,” kata Nicke, Jumat (25/6).

Menurut Nicke dengan adanya kerja sama ini maka Indonesia yang merupakan negara kepulauan tidak akan menghambat PGN untuk membangun pipa ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya Indonesia bagian Tengah dan bagian Timur dengan skema virtual pipeline.

“Virtual pipeline yang akan disinergikan dengan LNG vessel milik PIS ini sama halnya dengan transmission gas pipeline, yang akan menghasilkan captive market sehingga PGN dapat mengembangkan bisnis distribusi gas di seluruh pulau-pulau di Indonesia,” jelas Nicke

M. Haryo Yunianto Direktur Utama PGN, menjelaskan bahwa ketersediaan LNG Carrier akan mendukung kegiatan LNG trading PGN di domestik dan regional Asia.

“Selain untuk kehandalan energi dan manfaat keekonomian, trading LNG yang masif juga menjadi upaya menuju transisi energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan,” ujar Haryo.

Sementara Erry Widiastono, Direktur Utama PIS, menjelaskan bahwa perusahaan telah mencermati proyek-proyek PGN ke depan seperti Kepmen-13, Teluk Lamong, FSRU di beberapa lokasi, serta Trading PGN. Menurutnya, terdapat kebutuhan akan transportasi, storage, dan regasifikasi di laut dan sungai.

“Dan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi PIS yang memiliki proses bisnis sebagai Sub Holding Shipping dan Integrated Marine Logistic Company,” ungkap Erry.

Saat ini PIS mengelola dan mengoperasikan lebih dari 750 kapal yang terdiri dari kapal milik dan sewa.

Sebelumnya, PGN dan PIS juga telah menandatangani HoA dalam proyek infrastruktur LNG terintegrasi untuk pengembangan bisnis RU IV Cilacap dengan menggunakan satu unit LNG Carrier untuk dioperasikan selama 20 tahun. (RI)