JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), subholding gas dibawah naungan PT Pertamina (Persero) berkomitmen melaksanakan mandat pemerintah untuk mendorong pemanfaatan gas bumi sebagai core business pendorong kinerja perusahaan dan perekonomian nasional melalui utilisasi gas bumi.
Suko Hartono, Direktur Utama PGN, menyatakan saat ini upaya-upaya sedang dilakukan perusahaan bersama Kementerian ESDM untuk bisa menjaga optimalisasi pengaliran gas bumi di semua sektor dengan menjaga dan memitigasi risiko tekanan terhadap kinerja perseroan.
“Upaya bersama ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan (revenue) dan menurunkan risiko dari potensi tekanan kinerja,” kata Suko, Kamis (25/3).
Suko mengatakan kinerja operasional harus tetap terus berjalan untuk melakukan pengembangan bisnis dan layanan gas bumi kepada masyarakat. Upaya yang dilakukan di antaranya penyediaan gas bumi yang efisien untuk pembangkit listrik dan kilang Pertamina, proyek pipanisasi gas bumi, pembangunan infrastruktur LNG, insentif pemanfaatan gas unutilized untuk pelanggan non Kepmen 89K. “Dan pembangunan jargas rumah tangga yang masif,” tukas Suko.
Pemerintah juga telah menugaskan PGN untuk memasok bahan baku gas bagi pembangkit listrik agar bisa mendorong pemerataan akses listrik nasional yang efisien. Dalam Kepmen ESDM No 91.K/2020 PGN mendapatkan tugas untuk membangunan infrastruktur serta gasifikasi untuk PLTD di 52 titik sesuai Kepmen ESDM Nomor 13 Tahun 2020.
Proyek gasifikasi LNG ke PLTD akan dapat menyediakan energi listrik yang efisien. Serta menjadi peluang bagi PGN untuk memulai pengembangan infrastruktur gas dan perluasan pemanfaatan gas bumi di wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur.
Untuk kebutuhan kilang Pertamina, target pada 2021 ini adalah penyelesaian program gasifikasi kilang di Balongan, pelaksanaan proyek pembangunan LNG receiving di Kilang Cilacap untuk PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan pipa dari Senipah ke Balikpapan untuk Kilang Balikpapan.
Saat ini, gasifikasi Kilang Balongan eksisting dipenuhi melalui penyaluran gas dari PT Pertamina EP dan PT Pertamina Hulu Energi. Guna mempertahankan pemenuhan kebutuhan gas di Kilang Balongan, subholding gas mengintegrasikan penyaluran gas dari sumber tersebut dengan pasokan dari Sumatera Selatan melalui pipa SSWJ dan pipa WJA.
LNG Receiving Terminal Cilacap ditargetkan beroperasi pada semester II 2022 yang akan memenuhi kebutuhan gas di Refinary Unit IV Cilacap. Infrastruktur ini dapat menjadi entry point pengembangan pasar LNG Retail di Jawa Tengah bagian Selatan.
Kementerian ESDM dan PGN saat ini juga sedang mengupayakan penambahan pasokan gas ke Pupuk Kujang dari lapangan Sumatera. Alokasi gas PGN yang disalurkan ke Pupuk Kujang sesuai dengan PJBG akan meningkat dari sebesar 12 BBTUD menjadi 25 BBTUD pada 2021.
Suko mengatakan saat ini sistem infrastruktur PGN Group telah terintegrasi, sehingga akan meningkatkan kehandalan, efisiensi dan fleksibilitas gas bumi bagi pelanggan di berbagai sektor. PGN saat ini sedang membangun interkoneksi pipa SSWJ – WJA dan akan selesai pada semester I 2021.
“Dengan sistem infrastruktur gas bumi yang terintegrasi akan mendukung persetujuan alokasi gas multi destinasi untuk flexibilitas pasokan yang diharapkan dapat meningkatkan kehandalan dan jaminan pasokan gas bumi. Tentunya juga mendukung optimalisasi penyerapan demand gas bumi,” ungkap Suko.
Di Jawa Bagian Timur, utilisasi terminal LNG Teluk Lamong sudah menunggu untuk mendorong peningkatan kebutuhan energi pasca pandemi. Pembangunan terminal ini mempunyai peran kunci menopang pasokan gas jangka panjang di Jawa Timur, dan pembukaan pasar ritel di Jawa-Bali dan sekitarnya melalui teknologi non pipa.
LNG dapat ditampung di Terminal Teluk Lamong, yang mempunyai fasilitas untuk penjualan ritel. Dengan begitu, LNG bisa langsung mengalir ke konsumen baik melalui jaringan pipa maupun distribusi non pipa melalui truk ISO Tank kepada konsumen ritel.
Selain itu, keberadaan terminal LNG Teluk Lamong diharapkan bisa mempercepat penggunaan energi ramah lingkungan bagi industri pelayaran.
Penyerapan gas dalam negeri pun akan dioptimalkan PGN untuk Tujuh Program Gasifikasi Nasional atau Sapta PGN, salah satunya melayani sektor rumah tangga atau PGN Sayang Ibu. Tahun 2021 PGN tetap berkomitmen menjalankan penugasan membangun Jargas dengan dana APBN sebanyak 120.776 SR di 21 kota/kabupaten. Sedangkan jargas mandiri, akan dibangun sebanyak 369.224 SR secara bertahap.
Volume niaga gas subholding gas diproyeksikan meningkat dari tahun 2020, karena adanya tambahan dari pelanggan eksisting ataupun pelanggan baru diantaranya Pupuk Indonesia, Kebutuhan gas untuk sektor pembangkit, gas untuk Kilang Pertamina, LNG Retail, dan pertumbuhan pemanfaatan gas di pelanggan eksisting maupun wilayah ekonomi baru.
“Selain upaya diatas, insentif yang sedang diusulkan untuk menjaga kinerja perseroan adalah bagaimana alokasi gas yang tidak termanfaatkan (unutilized) pada Kepmen 89.K bisa digunakan untuk melayani industri non Kepmen. Dengan begitu, penyerapan gas dapat semakin optimal mendorong perekonomian,” kata Suko.(RI)
Komentar Terbaru