GARUT – Dalam mendorong pencapaian target nol emisi dunia, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) terus menjalin kolaborasi strategis dengan berbagai pemangku kepentingan di dalam maupun luar negeri. Sebagai bagian dari agenda Kick-off Meeting dan First Exchange proyek Renewable Energy Mini Grids in South-South Triangular Cooperation in Indonesia (ENTRI), PGE Area Kamojang menyambut kunjungan delegasi dari Kenya dan Jerman yang tertarik dengan praktik terbaik dalam pengembangan energi terbarukan di Tanah Air di Kamojang, Jumat (8/11).

Kunjungan oleh delegasi yang terdiri dari perwakilan institusi pemerintah dan swasta ini merupakan wujud nyata kolaborasi dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), sebuah inisiatif multilateral yang diprakarsai oleh Pemerintah Indonesia yang kemudian didukung Pemerintah Jerman. Inisiatif ini bertujuan memperkuat pengetahuan bersama antara negara maju dan negara berkembang guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2030.

Perhelatan ini dihadiri oleh Tim Koordinasi Nasional Kerja Sama Selatan – Selatan (Tim Kornas KSS) yang diwakili Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan juga Bappenas. Analis Kebijakan Ahli Muda, Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kemensetneg RI Gaung Antardayu menyambut baik kerja sama lintas institusi antarnegara ini, seraya menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan potensi energi terbarukan dalam negeri, terutama panas bumi, untuk mempercepat dekarbonisasi.

“Kami mengapresiasi kontribusi PGE dalam pelaksanaan KSST ENTRI Kenya di Bandung dan Kamojang bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia dan GIZ Jerman. Ke depan, Kemensetneg membuka ruang kolaborasi bagi PGE untuk mengoptimalkan pemanfaatan KSST sebagai hub pengembangan bisnis dengan para mitra global yang berkelanjutan serta membawa manfaat ekonomi bagi Indonesia,” ungkap Gaung Antardayu.

Diprakarsai oleh Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM dan Deutsche Gesselschaft Zusammenarbeit (GIZ) GmbH, proyek ini mempromosikan energi terbarukan guna memitigasi dampak perubahan iklim, mendukung pembangunan berkelanjutan, serta memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional. Kerja sama ini mencakup transfer pengalaman, pengetahuan, keahlian, dan praktik terbaik ke berbagai negara, termasuk Kenya.

Selama kunjungan, delegasi Kenya dan Jerman menjelajahi berbagai fasilitas di PGE Area Kamojang, seperti area Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) sebagai salah satu program Environment, Social, and Governance (ESG) yang hingga kini telah mengkonservasi sebanyak 358 ekor elang Jawa , serta Geothermal Information Center (GIC) sebagai pusat edukasi dan museum panas bumi. Para delegasi juga diperkenalkan dengan rumah pengeringan biji kopi (Geothermal dry house) yang memanfaatkan panas dari fluida panas bumi, membantu petani memproduksi kopi yang diberi nama Canaya Geothermal Coffee.

Dalam kunjungan ini, delegasi juga bertemu dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekarsari, mitra PGE Area Kamojang yang terlibat dalam program pemberdayaan perempuan di sekitar wilayah Kamojang. Melalui kolaborasi ini, PGE mendukung peningkatan keterampilan dan kapasitas Kelompok Wanita Tani Mekarsari dalam mengelola pertanian berkelanjutan, yang berkontribusi pada ketahanan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Pjs. General Manager PGE Area Kamojang Hanifah Bagus Sulistyardi menyatakan bahwa kunjungan delegasi Kenya dan Jerman ini membuka peluang bagi Perusahaan untuk berbagi praktik terbaik, khususnya dalam praktik ESG.

“Kami bangga berbagi pengetahuan tentang bagaimana panas bumi mampu memberi manfaat di luar ketenagalistrikan atau beyond electricity, seperti pada pengeringan biji kopi yang lebih efisien dan memberi manfaat yang luas bagi masyarakat. Sebagai penerima penghargaan PROPER Emas selama 13 tahun berturut-turut, PGE Area Kamojang telah berkontribusi dengan signifikan dalam pengarusutamaan ESG di PGE, yang kini telah menjadi perusahaan energi terbarukan dengan peringkat risiko ESG terendah secara global,” kata Hanifah Bagus Sulistyardi.

Direktur Utama Julfi Hadi menambahkan bahwa kesempatan kunjungan delegasi KSST dari Kenya dan Jerman ke Area Kamojang semakin memperkuat posisi PGE sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia yang siap berbagi keunggulan energi panas bumi kepada berbagai pemangku kepentingan di dalam dan luar negeri.

“Sebagai penggerak utama pengembangan panas bumi, PGE selalu berupaya mempromosikan manfaat besar energi panas bumi dalam mendukung agenda transisi menuju energi bersih dan menjadikan Indonesia sebagai raksasa energi hijau dunia. Dengan potensi energi panas bumi terbesar kedua di dunia, Indonesia sepatutnya menjadi pemimpin di sektor ini, sebagai center of excellence bagi industri panas bumi global,” kata Julfi Hadi.