BANDUNG- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), bagian dari Pertamina New & Renewable Energy, menyuplai kebutuhan listrik bagi 260 ribu rumah yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Kamojang di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Eko Agung Bramantyo, Direktur Operasi Pertamina Geothermal Energy (PGE), mengatakan PGE telah sejak lama mengembangkan potensi panas bumi Indonesia dan memberikan manfaat sosial bagi masyarakat sekitar, termasuk Area Kamojang.
“Kami sadar tanggung jawab sosial sangat besar dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” kata Eko Agung Bramantyo, dalam kunjungannya ke Kamojang, Rabu (17/5).
Eko menjelaskan bahwa total kapasitas terpasang pembangkit panas bumi di area Kamojang sebesar 235 megawatt (MW). “Saat ini kami terus melakukan pengembangan untuk mengoptimalkan potensi yang ada,” katanya.
Area pembangkit panas bumi di Kamojang ini menjadi wilayah tertua yang telah dioperasikan oleh Pertamina sejak 1978. Wilayah Kamojang ini menjadi satu dari 14 area pembangkit yang dimiliki oleh Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) Pertamina.
General Manager PGE Area Kamojang Rahmad Harahap di tempat yang sama mengatakan PLTP Kamojang Unit 1 mulai beroperasi pada 1983. Pada 2015 beroperasi PLTP Kamojang Unit 5.
“Saat ini PGE mengoperasikan PLTP Kamojang Unit 4 dan 5 masing-masing 60 MW dan 35 MW, sedangkan PLTP Kamojang Unit 1,2 dan 3 dengan kapasitas total 140 MW dioperasikan oleh PLN Indonesia Power,” ujarnya.
Listrik yang dihasilkan PGE dari PLTP Kamojang diserap oleh PT PLN dan didistribusikan melalui sistem interkoneksi kelistrikan Jawa Madura Bali (Jamali).
Rahmad mengatakan total Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) yang dikelola PGE di Kamojang sekitar 45.380 hektare (ha). Dari WKP tersebut seluas 116 hektare dijadikan wilayah konservasi burung Elang Jawa (Nisaetus bartelsi). Wilayah konservasi ini merupakan bentuk komitmen PGE dalam melestarikan keanekaragaman hayati. Spesies endemik Indonesia ini merupakan burung yang dikategorikan sebagai hewan dilindungi karena populasinya berada diambang kepunahan.
“Sudah sejak 2014, kami berperan nyata dalam mendukung hadirnya Pusat Konservasi Elang Kamojang,” ujarnya.
Selain konservasi burung Elang Jawa, Rahmad menjelaskan PGE juga berkontribusi dalam pengenalan digitalisasi untuk meningkatkan perekonomian serta mewujudkan masyarakat modern dan melek teknologi di wilayah Ring 1 Operasi melalui program Kamojang Green Living Ecosystem (Kang Elie). (DR)
Komentar Terbaru