JAKARTA – Setelah sekian lama bermain di hilir sebagai distributor, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk mulai melebarkan sayap ke hulu. Emiten yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan kode PGAS ini mengakuisisi Participating Interest (PI) dua blok minyak dan gas bumi (migas) di dalam negeri.
Aksi korporasi ke hulu itu dilakukan PGAS melalui anak perusahaannya, PT Saka Energi Indonesia (SEI). Direktur Utama PGAS, Hendi Prio Santoso mengungkapkan, SEI telah berhasil menandatangani kesepakatan untuk melakukan penyertaan pada dua Blok Production Sharing Contact (PSC).
Dua blok yang diakuisisi SEI itu pertama adalah Blok Ketapang PSC, Jawa Timur, dengan kepemilikan PI sebesar 20%. Blok itu diakuisisi SEI dari Sierra Oil Services Ltd senilai USD 71 juta. Kedua, adalah Blok Bangkanai PSC, di Kalimantan Tengah. Pada Blok Bengkanai, SEI mengambil alih PI sebesar 30% senilai USD 27 juta dari Salamander Energy (Bangkanai) Limited.
“Aksi korporasi penyertaan kepemilikan entitas anak, SEI, merupakan yang pertama bagi PGN untuk masuk di sisi hulu minyak dan gas. Hal ini dilakukan untuk memperkuat portofolio bisnis energi dan sebagai strategi jangka panjang dalam meningkatkan pasokan gas untuk menjaga kesinambungan bisnis distribusi PGN,” ujar Hendi di Jakarta, pada akhir April 2013.
Sementara itu, dari sisi kinerja keuangan PGAS juga terus mencatatkan kenaikan. Selama tiga bulan pertama di 2013, PGAS mencatatkan pendapatan neto sebesar USD 731,1 juta, meningkat 25% dari USD 583,2 juta di 2012.
Laba bruto PGAS di tiga bulan pertama 2013 pun naik menjadi USD 359,39 juta, atau meningkat 0,04% dari USD 359,23 juta pada periode yang sama di 202. Sedangkan laba operasi PGAS di tiga bulan pertama 2013 tercatat sebesar USD 272,4 juta.
PGAS juga mencatatkan kenaikan EBITDA sebesar USD 314,5 juta, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 331,6 juta. dari situ, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk relatif stabil sebesar USD 265,3 juta, dari sebelumnya USD 275,9 juta di 2012.
Hendi mengungkapkan, pencapaian kinerja keuangan ini terutama diperoleh dari usaha distribusi PGAS termasuk anak Perusahaan konsolidasi selama tiga bulan pertama tahun ini dengan volume penjualan gas yang mencapai 833 MMSCFD (juta kaki kubik standar per hari), meningkat dari 787 MMSCFD pada periode yang sama tahun 2012.
Peningkatan volume penjualan ini sejalan dengan meningkatnya volume pasokan PGAS, dan volume konsumsi gas oleh pelanggan terutama sektor industri, yang terdiri dari sektor pembangkit listrik dan non pembangkit listrik. Pendapatan usaha juga didukung pendapatan dari bisnis transmisi. Usaha transmisi PGN dan anak Perusahaan konsolidasi, PT Transportasi Gas Indonesia, mengalirkan volume gas sebesar 877 MMScfd kepada pelanggan di Sumatera, Jakarta, Jawa Barat dan Singapura.
Dibanding periode yang sama tahun 2012, volume transmisi mengalami penurunan terutama disebabkan penurunan penyaluran gas dari lapangan Jambi Merang ke Pembangkit Listrik Muara Tawar dan penurunan penyerapan volume transmisi oleh PLN Batam.
Tingkatkan Pasokan
Hendi pun menuturkan, adanya kenaikan harga beli gas sejak September 2012 juga turut mempengaruhi beban pokok pendapatan PGAS sebesar 66% di triwulan 1 2013. Kenaikan harga beli gas merupakan bagian dari kebijakan pemerintah, guna menstimulasi produksi gas nasional sekaligus meningkatkan konsumsi domestik.
Kebijakan ini diberlakukan dalam dua tahap. Tahap pertama telah diimplementasikan sejak 1 September 2012, dan tahap kedua mulai berlaku sejak 1 April 2013. Untuk memperkuat bisnis distribusi gas, kata Hendi, PGAS terus mengupayakan peningkatan pasokan dari sumber-sumber gas konvensional, termasuk gas dari hasil regasifikasi LNG.
Hendi menyebutkan, pasokan gas yang berasal dari lapangan Terang Sirasun Batur membantu pemenuhan kebutuhan pelanggan di wilayah Jawa Timur. Sementara sebagian gas dari hasil regasifikasi LNG dari FSRU Jawa Barat yang dioperasikan PT Nusantara Regas (perusahaan joint venture PGN dengan Pertamina) juga mulai didistribusikan bagi pelanggan di wilayah Jawa Barat.
Distribusi wilayah Jawa Barat dilakukan melalui anak perusahaan PGAS, yakni PT Gagas Energi Indonesia (GEI). Saat ini, GEI juga telah membantu penyediaan Compressed Natural Gas untuk industri dan transportasi.
Pada bagian midstream rantai nilai gas, PGAS menambah moda transportasi gas dengan membangun LNG FSRU ke-2 di Lampung. Pada tanggal 27 Februari 2013, proses konstruksi FSRU telah memasuki tahap pembangunan bagian dasar kapal (keel laying) FSRU di galangan kapal Hyundai Heavy Industri di Ulsan, Korea Selatan. Konstruksi diharapkan akan selesai pada akhir tahun 2014.
(Abdul Hamid/duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru