JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk, PT Pertamina (Persero) dan Air Products and Chemicals, Inc. menandatangani pokok-pokok perjanjian pembentukan perusahaan patungan hilirisasi mulut tambang batu bara Bukit Asam Peranap, Riau di Jakarta, Rabu (16/1).
Penandatanganan itu merupakan kelanjutan dari nota kesepahaman kerja sama hilirisasi batu bara menjadi dimethylether (DME) yang dilakukan ketiga perusahaan di Allentown, Amerika Serikat pada 7 November 2018.
Arviyan Arifin, Direktur Utama Bukit Asam, mengatakan hilirisasi batu bara dapat menghasilkan DME untuk pengganti bahan baku LPG yang sebagian besar masih diimpor.
“Dengan adanya hilirisasi batu bara ini secara langsung dapat menghemat devisi negara,” kata Arviyan.
Dia menambahkan hilirisasi yang dilakukan diperkuat dengan total sumber daya batu bara sebesar 8,3 miliar ton dan total cadangan sebesar 3,3 miliar ton.
Melalui perjanjian tersebut, Bukit Asam, Pertamina dan Air Products bersepakat untuk mendirikan perusahaan patungan yang bergerak di bidang bisnis pengolahan batu bara dan produk turunan batu bara. Sebelum pembentukan perusahaan patungan, ketiga perusahaan akan melakukan studi kelayakan bisnis dan komersial terlebih dahulu.
Niecke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan kerja sama ketiga perusahaan merupakan langkah strategis bagi semua pihak untuk meningkatkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional, melalui pemanfaatan DME.
“Sebesar 73% LPG masih diimpor. Pada 2017 Indonesia mengonsumsi tidak kurang dari 7,11 juta ton LPG. Pabrik gasifikasi batu bara ini adalah proyek yang sangat strategis secara nasional, karena kami rencanakan DME akan mengurangi sebagian besar kebutuhan LPG impor sebagai bahan bakar rumah tangga,” ungkap Nieke.
Menurut Seifi Ghasemi, President & CEO Air Product, Air Products berkomitmen sungguh-sungguh berinvestasi di Indonesia dan menjadi bagian penting dari berdirinya industri dengan teknologi upstream yang menghasilkan syngas dan kemudian diolah melalui teknologi downstream menjadi DME.
Melalui teknologi gasifikasi, batu bara akan diubah menjadi syngas yang kemudian akan diproses kembali menjadi produk akhir (jadi). Rencananya, pabrik hilirisasi batu bara ini akan dibangun di Peranap, Riau. Nantinya, Bukit Asam akan memasok batu bara dari area tambang Peranap ke perusahaan patungan untuk diolah menjadi produk akhir yang akan dibeli Pertamina. Sementara itu, optimasi desain teknologi pengolahan akan dilakukan oleh Air Products and Chemicals Inc.(RA)
Komentar Terbaru