JAKARTA – Laporan riset Minna Padi Investama Sekuritas yang diterbitkan Kamis (4/7/2024), menyebutkan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) telah membuat awal yang solid untuk FY24 seperti yang ditunjukkan baik dari sisi atas maupun bawah peningkatan yang signifikan.

Analis Minna Padi Andre Setiawan dalam laporannya menyampaikan produksi emas yang lebih besar dan harga emas yang kuat telah terjadi dibalik performa gemilang BRMS selama ini. Meskipun demikian, profitabilitasnya margin menyusut pada Q1/24 dibanding Q1/23 dan 12M23.

Andre memaparkan semakin besar tambahan produksi dari pabrik di Gorontalo dan akan selesainya pabrik ketiga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan lebih lanjut tahun ini.
“Saat ini Perseroan sedang mengerjakan pabrik di Gorontalo serta asetnya di Dairi, mengisyaratkan penyelesaian kedua proyek tersebut pada pertengahan 2026. Penilaiannya masih relatif tinggi, namun hasil dan kinerjanya membaik pandangan positif ke depan adalah untuk meningkatkan daya tarik penilaian dan untuk mendukung target harga yang sedikit lebih tinggi di Rp244 per saham,” papar Andre.

Harga Saham BRMS ditargetkan mengalami peningkatan dari sebelumnya Rp 225 menjadi Rp 244 per lembar saham. Faktor penyebab kenaikan target harga saham diantaranya perkiraan harga emas dunia yang akan konsisten tinggi diatas US$2000 per oz. Kemudian, prediksi produksi emas BRMS di tahun 2024 yang sebesar 35.000 oz emas, di mana lebih besar dari produksi emas perusahaan di tahun 2023 yanv sebesar 23.370 oz emas.

Dalam laporan Minna Padi menyebutkan produksi emas BRMS melonjak signifikan pada Q1/24 menjadi 299 kg atau 9.623 troy oz., naik signifikan dari 79 kg atau 2.546 troy oz. diproduksi di Q1/23. Jika jumlah Q1/24 disetahunkan, output untuk 12M24 adalah diperkirakan sekitar 1.196 kg atau 38.492 troy oz., yaitu 65% (yoy) lebih tinggi dibandingkan total output pada 12M23. Berkat naiknya emas harga pada kuartal terakhir FY23, harga jual rata-rata (ASP) BRMS memiliki didorong lebih tinggi dari US$1.795/troy oz. pada FY22 menjadi US$1.930/troy ons pada FY23, dan selanjutnya menjadi US$2.083/troy oz. pada Q1/24.

Sebagai hasil dari output yang lebih tinggi dan ASP yang lebih tinggi, total pendapatan BRMS meningkat sebesar 300,5% (yoy) menjadi US$46,6 juta pada 12M23 vs. US$11,6 juta pada 12M22. Menindaklanjuti peningkatan substansial ini, total Perseroan pendapatan juga melonjak dari US$5,8 juta pada Q1/23 menjadi US$20,3 juta pada triwulan I-24, atau naik sekitar 250,3% (yoy). Untuk 12M24, berdasarkan total pendapatan tahunan pada Q1/24, kami memperkirakan pendapatan setahun penuh akan menjadi sekitar US$81,3 juta pada FY24, atau naik sebesar 74,3% (yoy). Output dan ASP Meningkat karena Pemanfaatan yang Lebih Tinggi dan Reli Emas Secara bruto, BRMS membukukan peningkatan laba pada Q1/24, dari US$3,6 juta pada Q1/23 menjadi US$8,9 juta – sejalan dengan kenaikan tersebut pendapatan. Meski meningkat, margin laba kotor (GPM) justru merosot selama periode tersebut dari 62,6% pada Q1/23 menjadi 43,8% pada Q1/24. Itu juga lebih rendah dibandingkan 56,3% pada 12M23. Begitu pula dengan laba operasional meningkat menjadi US$5,0 juta pada Q1/24 dari US$1,7 juta pada Q1/23, namun margin laba operasi (OPM) melemah menjadi 24,6% pada Q1/24 dari 29,1% pada Q1/23 dan lebih rendah dari 36,7% pada 12M23. Pada intinya, tidak termasuk kepentingan minoritas, laba bersih inti dimiliki meningkat dari US$2,1 juta pada Q1/23 menjadi US$3,6 juta pada Q1/24. Namun margin laba bersih inti (CNPM), telah merosot dari 36,6% pada tahun 2018 Q1/23 menjadi 17,6% pada Q1/24, dan juga lebih rendah dari 29,8% yang terlihat pada FY23. Jika laba bersih inti untuk Q1/24 disetahunkan, maka diharapkan demikian sekitar US$14,3 juta pada 12M24, atau naik 2,9% (yoy) dari 12M23.

BUMI Alihkan Saham CPM ke BRMS
Emiten Grup Bakrie dan Grup Salim, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) diketahui akan mengalihkan kepemilikannya atas 3,03% saham PT Citra Palu Minerals (CPM) kepada PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

BUMI dan anak usahanya, yakni BRMS, telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat (PJBB). Saat ini BRMS sendiri telah menguasai 96,97% saham CPM. Dengan demikian, 100% saham CPM akan dikuasai BRMS.

Dalam keterbukaan informasi, Rabu (3/7/2024), manajemen Bumi Resources Minerals menyebutkan, nilai transaksi adalah sebesar US$ 4,82 juta yang diperoleh berdasarkan nilai pasar yang dikeluarkan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Kusnanto & Rekan (KR) berdasarkan laporan penilaian.

Manajemen BRMS mengungkapkan, perseroan bermaksud untuk memaksimalkan keuntungan dan memastikan operasional yang efisien pada CPM. Dengan melakukan transaksi diyakini akan mempermudah perseroan dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan pada CPM.

Dengan melakukan transaksi, perseroan diharapkan dapat melakukan pengelolaan atas aset pertambangan emas dan perak yang dimiliki oleh CPM di Indonesia secara optimal sehingga hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas CPM di masa yang akan datang.

CPM memiliki hak kontrak karya atas konsesi pertambangan seluas 85.180 hektare di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Wilayah kontrak CPM terdiri dari 5 blok terpisah, di mana prospek emas Poboya paling menjanjikan.

Izin pembangunan & produksi CPM telah disetujui pada bulan November 2017 dengan masa konstruksi 3 tahun dan masa produksi 30 tahun (sampai tahun 2050).

Adapun syarat-syarat pendahuluan yang diatur dalam PJBB yakni sebagai berikut:
(a) Diperolehnya persetujuan pemegang saham CPM;
(b) Diperolehnya persetujuan dewan komisaris dan direksi BRMS;
(c) Diperolehnya persetujuan dewan komisaris dan direksi BUMI;
(d) Pelepasan gadai saham CPM;
(e) Diperolehnya persetujuan Menkumham; dan
(f) Diperolehnya persetujuan ESDM.