JAKARTA– PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya yang bergerak pada bisnis pelumas, yaitu PT Pertamina Lubricants, meresmikan pengoperasian tahap pertama Production Unit Jakarta (PUJ) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang merupakan pabrik pelumas terintegrasi terbesar di kawasan Asia Tenggara di Jakarta, Jumat (11/12). Total pengembangan fasilitas di PUJ ini mencapai Rp1,3 triliun yang terdiri atas alokasi grease plant Rp500 miliar, sedangkan lube oil blending plant investasinya Rp800 miliar.
Ahmad Bambang, Direktur Pemasaran Pertamina, mengatakan pengoperasian pabrik ini akan memberi nilai tambah bagi perseroan, antara lain fasilitas produksi yang modern dan berteknologi tinggi dan akan meningkatkan brand perception. “Fleksibilitas sistem akan meningkatkan kecepatan pelayanan ketersediaan produk,” kata Bambang,
Fasilitas PUJ di Tanjung Priok terebut di antaranya terdiri atas lube oil blending plant (LOBT) dengan kapasitas 270 juta liter per tahun, grease plant dengan kapasitas 8.000 MT per tahun, dan viscosity modifier plant berkapasitas 14 juta liter per tahun. PUJ yang baru memiliki kapasitas 80% lebih besar dibandingkan dengan kapasitas sebelumnya.
Kapasitas produksi LOBP Production Unit Jakarta tersebut setara dengan penggantian pelumas untuk lebih dari 67,5 juta mobil. Pabrik ini menghasilkan produk minyak pelumas dalam kemasan botol (lithos), pail, drum, dan bulk. “Pabrik ini mampu memenuhi kebutuhan aditif sebagai campuran pelumas Pertamina lebih dari 7 juta liter sehingga mengurangi ketergantungan terhadap aditif impor,” katanya.
Seluruh sarana fasilitas produksi yang digunakan berteknologi canggih, modern dan full automation antara lain Automatic Batch Blending, In-Line Blending, Simultaneous Blending, Pigging System, Drum Decanting Unit (DDU), Automatic Piggable Manifold, serta didukung oleh Full Automated Filling Machine yang terdiri dari Lithos Filling Machine (6 line produksi kapasitas 45.000 botol per jam), Drum Filling Machine (4 line produksi kapasitas 400 drum per jam), dan Bulk Filling Machine (80 m3 per jam).
Gigih Wahyudi, Direktur Utama Pertamina Lubricants, mengatakan dengan penggunaan teknologi modern akan berdampak positif kepada tingkat akurasi product blending yang tinggi sehingga menurunkan rework dengan potensi efisiensi Rp 3 miliar per tahun. Di luar itu, Pertamina juga mendapatkan peluang perluasan pasar produk grease ke konsumen, antara lain semen, baja, dan pertambangan.
Pertamina Lubricants saat ini menjadi penguasa pasar dengan pangsa pasar pelumas di Indonesia sebesar 60% lebih. PUJ di Tanjung Priok merupakan pabrik pelumas untuk kendaraan pertama di dunia karena kami yang udah mewajibkan penggunaan FAME. (RA)
Komentar Terbaru