BERBICARA tentang PT Pertamina (Persero) tentu tidak bisa lepas dari dunia otomotif. Ya, Pertamina tidak melulu berbicara tentang produksi, lifting migas. Sebagai perusahaan migas memang dimaklumi bisnis hulu jadi prioritas. Tapi bukan berarti lini bisnis hilir tidak diperhatikan. Ini penting karena biar bagaimanapun bisnis hilir Pertamina juga jadi elemen utama dalam rangka mengejar target perusahaan untuk mendunia.

Langkah Pertamina untuk menegaskan eksistensinya di bisnis hilir migas tidak tanggung-tanggung yang ditunjukkan dengan inisiatif manajemen terlibat langsung dalam gelaran balap motor nomor wahid di dunia yakni MotoGP pada tahun 2022 mendatang. Keterlibatan Pertamina dalam ajang bergengsi itu ditandai dengan penandatanganan kerja sama sengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) untuk Circuit Naming Right – Pertamina Mandalika International Street Circuit dengan nilai US$7 juta atau setara dengan Rp100,8 miliar. Sebagai pemanasan sebelum MotoGP, dalam waktu dekat juga akan digelar World Super Bike (WSBK) 2021 pada 19-21 November 2021.

Selain ditabalkan sebagai nama sirkuit, ada beberapa hak untuk mempromosikan perusahaan seperti spot iconic yang dibangun menggunakan logo Pertamina atau logo Pertamina Mandalika International Street Circuit pada area sirkuit mandalika diantaranya Circuit Name Monument Front Gate, Circuit Name Landmark (North, East, and West) serta 360 Hill Giant Signage (Turn 10, South Area).

Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina, menjelaskan inisiatif Pertamina untuk mendukung Mandalika Street Circuit dan MotoGP maupun event balap otomotif lainnya diharapkan dapat membawa angin segar untuk meningkatkan potensi pariwisata serta merupakan realisasi atas komitmen Pertamina maupun BUMN untuk membawa International Motorsport ke Indonesia.

“Dengan harapan mampu membuka peluang dalam pengembangan bisnis pada skala global untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Fajriyah, Selasa (9/11).

MotoGP sendiri bukanlah ajang balap roda dua sembarangan karena boleh jadi merupakan ajang balap motor terbesar di dunia. Event ini terakhir digelar di Indonesia seperempat abad lalu atau pada tahun 1996-1997. Kala itu para pembalap motor papan atas dunia beradu cepat di salah satu sirkuit legendaris tanah air, sirkuit Sentul.

Manajemen berharap Pertamina bisa menjejakkan satu lagi langkah menjadi salah satu perusahaan energi papan atas dunia dengan mendukung sirkuit serta pegelaran MotoGP yang disiarkan di lebih dari 200 negara menjangkau sekitar 7 miliar penonton. Olahraga balap sendiri erat kaitannya dengan produk BBM dan pelumas Pertamina sehingga dapat dengan mudah membentuk asosiasi image positif MotoGP dengan brand Pertamina

“Kami yakin akan meningkatkan exposure brand Pertamina di tengah audience nasional dan internasional,” ujar Fajriyah.

Produk yang bisa diperkenalkan lebih jauh oleh Pertamina melalui ajang di MotoGP dan ajang lainnya di Pertamina Mandalika Street Circuit misalnya adalah produk bahan bakar seperti Pertamax Turbo yang memiliki RON tertinggi 98. Pertamax Turbo dikembangkan perseroan bersama Lamborghini untuk memenuhi kebutuhan kendaraan bermesin bensin dengan teknologi tinggi dengan kandungan sulfur di bawah 50 part per million (ppm) sehingga memenuhi standar EURO 4. Produk ini juga dilengkapi dengan formula PERTATEC (Pertamina Technology) dan Ignition Boost Formula. Sebuah formula yang dirancang untuk menjaga mesin dari karat, membuat mesin lebih tahan lama, pemakaian bahan bakar yang lebih efisien, juga meningkatkan akselerasi kendaraan.

Selain bahan bakar, produk pelumas juga bisa diperkenalkan lebih jauh. Saai ini pelumas Pertamina juga terus menjangkau berbagai negara. Setelah mengakuisisi produsen pelumas di Thailand dan membuka kantor di Australia, produk pelumas Pertamina, salah satunya Fastron, telah dipasarkan ke 14 negara di Benua Asia, Afrika, dan Australia. Tidak berhenti disitu, pelumas Fastron juga dipercaya pabrikan mobil internasional. PT Pertamina Lubricants dipercaya sebagai Technical Partner Lamborghini dalam ajang balap bergengsi GT3 dan Super Trofeo Championship.

Pertamina juga bisa semakin menggencarkan ekspansi dengan terlibat di event-event Internasional yang akan digelar di Pertamina Mandalika Street Circuit. Misalnya melalui kerjasama sponsorship yang bisa membuka potensi pengembangan bisnis Business to Business diantaranya yang sudah ditindaklanjuti yakni bitumen.

“Nantinya produk lainnya seperti bahan bakar minyak dan elpiji, produk pelumas, serta pemanfaatan MyPertamina akan juga kita kembangkan. Selain itu peluang pengembangan energi baru terbarukan di Mandalika International Circuit juga terbuka,” ungkap Heppy.

Pertamina Mandalika International Street Circuit bukanlah trek balap biasa. Trek balap ini diyakini jadi salah satu yang paling unik di dunia. Selain karena bertemakan jalanan, lokasinya di Nusa Tenggara Barat yang digadang jadi salah satu tempat terindah di Indonesia bahkan dunia juga jadi nilai tambah tersendiri yang tidak dimiliki sirkuit lain.

Sirkuit ini memiliki panjang lintasan 4,31 kilometer (KM), dengan 17 tikungan, dan memiliki 50 area garasi. Sirkuit ini direncanakan mampu menampung hingga 195.000 total penonton.

Arif Syahbani, Pengamat Otomotif roda dua, mengungkapkan dengan menjadi title sirkuit Mandalika membuktikan posisi Pertamina sebagai perusahaan yang telah banyak mendorong kiprah pembalap Indonesia sebelumnya di motor sport. “Hal ini juga pembuktian lain setelah Pertamina mendukung tim SAG di kelas Moto2 tahun ini,” kata Arif kepada Dunia Energi.

Selama ini Indonesia kata Arif selalu menjadi negara prioritas untuk Dorna untuk bisa masuk ke seri MotoGP. Keterlibatan Pertamina tentu secara tidak langsung turut mendukung lahirnya para pembalap profesional baru tanah air yang diharapkan bisa berbicara banyak dikancah Internasional.

“Jadi dimulai dengan adanya sirkuit dan tentu mereka berharap ada rider Indonesia bisa masuk ke kompetisi ini,” ujar Arif.

Sementara itu Rifat Sungkar, Pembalap Nasional Indonesia, saat dihubungi Dunia Energi mengungkapkan dukungan Pertamina terhadap eksistensi sirkuit sekelas Mandalika sangat positif bagi Pertamina dari sisi peningkatan image perusahaan di dunia otomotif internasional, akan tetapi juga turut serta menjadi jawaban kontribusi perusahaan terhadap pengembangan dunia otomotif tanah air.

“Keterlibatan Pertamina itu super positif karena sudah paling benar perusahaan energi itu sangat dekat relationship dengan motor sport,” ujarnya

Menurut dia sebagai perusahaan energi yang sediakan produk bahan bakar atau pelumas, Pertamina harus selalu siap berkembang menghadirkan produksi yang bisa menjawab kebutuhan pada masa transisi energi.

Motor sport sekarang juga sudah berkembang dengan teknologi energi terbarukan, bahan bakar yang ramah lingkungan tapi lebih berenergi yang punya korelasi langsung dengan Pertamina,” ujarnya.

Dengan keberadaan sirkuit Mandalika, menurut Rifat bisa mendukung kajian untuk menciptakan produk baru yang lebih ramah terhadap lingkungan.

“Harapannya development produk Pertamina bahan bakar, pelumas lebih serius dikarenakan mereka punya fasilitas research and development baru, dan Mandalika sempurna sih sirkuitnya bisa dipakai untuk lokasi riset dan development yang lebih serius,” kata Rifat.

 

Kolaborasi Ciptakan Multiplier Effect

Niat untuk mendunia juga ditularkan perusahaan melalui kolaborasi dengan UMKM di Mandalika melalui program-program untuk menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan, serta dukungan Pertamina dalam pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals), khususnya di point 8 terkait dengan penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, serta implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social and Governance) di seluruh wilayah operasional Pertamina.

Menurut Fajriyah, dukungan Pertamina dalam Mandalika Street Circuit dan MotoGP di Indonesia diharapkan bisa membawa angin segar untuk meningkatkan potensi pariwisata di sekitar Mandalika.

“Kehadiran Mandalika Street Circuit dan MotoGP diharapkan dapat memberikan multiplier effect bagi perekonomian Indonesia sebagai bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional, sekaligus menjadi peluang penetrasi pasar global yang luas bagi perusahaan dan produk-produk BUMN,” kata Fajriyah.

Dia menuturkan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata  adalah sektor yang paling bisa mendapatkan manfaat dari penyelenggaraan event balap internasional, di mana para UMK binaan Pertamina dapat ikut ambil bagian untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia lewat berbagai produk khas lokal yang mereka buat. “Sehingga diharapkan dapat membawa dampak yang signifikan serta mendukung upaya menjadi UMK naik kelas secara progresif,” ungkap Fajriyah.

Pertamina sendiri memiliki Program Pendanaan UMK (PUMK) yang membangkitkan ekonomi di daerah pariwisata nasional melalui Program Pemberdayaan UMK di sekitar lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). “Salah satunya DPSP Mandalika tersebut,” ujar Fajriyah.

Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. “Hal ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL), demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat,” kata Fajriyah. (RI)