PEKANBARU – PT Pertamina (Persero) berencana membangun fasilitas pengolahan petrokimia di dekat fasilitas gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) Arun, Nangroe Aceh Darussalam. Saat ini rencana tersebut sedang dikaji, termasuk dari sisi prospek pasar petrokimia di masa mendatang.
Heru Setiawan, Direktur Perencanaan Infrastruktur dan Manajemen Risiko (PIMR) Pertamina, mengatakan penjajakan untuk membangun fasilitas pengolahan petrokimia tidak terlepas dari ketersediaan gas yang mumpuni di terminal LNG Arun.
“LNG (gasnya), kami jajaki, kalau ada sumber gas, ya salah satu alternatif bangun kilang petrokimia di sana,” kata Heru di Pekanbaru, Riau, Rabu (20/3).
Selama ini gas dari terminal LNG Arun dipasok untuk kebutuhan pembangkit listrik. Padahal jika ada pasar yang membutuhkan LNG bisa saja diolah menjadi petrokimia. Permintaan dan pasar petrokimia inilah yang sedang dikaji Pertamina.
“Kalau membuat rantai pasokan dari Pertamina kalau dimungkinkan itu bisa buat petrokimia, ya kami garap. Jadi selain untuk masuk pembangkit, itu bisa untuk petrokimia juga,” ungkap dia.
Tuntutan perubahan zaman membuat kebutuhan akan petrokimia diprediksi akan terus meningkat.
Heru mengatakan ke depan petrokimia akan semakin penting, karena dengan adanya perkembangan teknologi, kendaraan listrik, ditambah lagi dengan demand atau kebutuhan terhadap BBM juga ada kemungkinan akan menurun. Sehingga tidak bisa hanya terus mengandalkan jualan BBM
“Nah Pertamina harus siap untuk masuk ke industri petrokimia,” kata Heru.
Potensi industri petrokimia terbilang masih sangat besar lantaran pertumbuhan konsumsi tidak diimbangi dengan pertambahan jumlah produsen petrokimia. Selama ini PT Chandra Asri Petrochemical Tbk seakan menjadi pemasok tunggal petrokimia di tanah air, sementara sisanya harus dipenuhi dari impor
“Petrokimia, kita masih banyak impor. Pasarnya besar. Untuk kebutuhan plastik, otomotif, konstruksi, dan sebagainya. Kami masih melihat potensi, sumber gas, infrastruktur maupun marketnya, baru nanti ke sana,” papar Heru.
Terminal LNG Arun dirancang dengan kapasitas penyimpanan LNG hingga 12 juta ton. Kapasitas produksi gasnya sendiri adalah 400 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Tidak hanya di Terminal Arun, Pertamina juga akan mengembangkan komplek pengolahan petrokimia di beberapa wilayah. “Kalau itu jadi ya ada di Arun, terus Balongan, kemudian di Tuban,” tandas Heru.(RI)
Komentar Terbaru