JAKARTA – Pertamina International Shippping menargetkan peningkatan kinerja finansial signifikan dalam jangka waktu 10 tahun mendatang dengan raihan revenue dipatok mencapai US$8,9 miliar. Salah satu strategi untuk mencapai target tersebut adalah dengan menggenjot bisnis PIS diperairan internasional.
Eka Suhendra, Direktur Business Planning PIS, mengungkapkan saat ini kontribusi bisnis PIS di luar negeri terhadap baru mencapai 19%. Dia menegaskan tanpa melupakan bisnis domestik yang diyakini akan terus tumbuh namun ke depan PIS memang berencana bakal ekspansi besar-besar di luar negeri. “Saat ini 19% kontribusinya, ke depan pangsa pasar international sampai 55%. Tanpa kurangi kue pasar domestik,” kata Eka saat diskusi dengan awak media di Jakarta, Jumat (5/9).
Untuk menggenjot ekspansi bisnisnya, jumlah armada PIS juga dipastikan bakal meningkat. Saat ini PIS mengoperasikan 320 tanker dimana 102 diantaranya merupakan kapal milik sendiri sementara sisanya kapal sewa. “10 tahun lagi bisa 500 kapal yang dioperasikan. Nggak semua kapal dimiliki sendiri. 200 kapal direncanakan kita punya, 300-nya sewa,”ungkap Eka.
Penambahan jumlah armada ini tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Total investasi yang dibutuhkan PIS untuk bisa mengejar target revenue di tahun 2034 itu mencapai US$9 miliar.
Selain itu, PIS juga tidak hanya akan mengangkut kargo sektor energi fosil seperti sekarang. Manajemen mencanangkan kemampuan baru (new capability) angkutan yang sejalan dengan transisi energi.”Kita ikuti transisi energi, kita lihat energi akan beralih, kita lihat ada 2-3 produk utama LPG, LNG, Biofuel itu akan jadi fokus kita dari sisi kargo, tapi tidak juga tutup kemungkinan kargo lain seperti amonia, hidrogen,” jelas Eka.
Upaya untuk mengejar target revenue terus terlihat dari pertumbuhan revenue perusahaan. Pada paruh pertama tahun 2024 PIS sukses membukukan laba sebesar US$ 280,9 juta, naik 103% dibanding periode serupa di tahun lalu yang berada di angka US$ 138,5 juta.
Perolehan laba hingga Juni ini sekaligus melewati RKAP tahun 2024, yang ditargetkan mencapai US$ 267,1 juta hingga akhir tahun ini.
Kenaikan laba ini didorong oleh kenaikan pendapatan, di mana selama pertengahan tahun pertama ini PIS membukukan sebesar US$ 1,72 miliar, naik 6% dibanding semester pertama tahun 2023 sebesar US$ 1,62 miliar.
Begitu pula dengan EBITDA, yang juga tercatat naik 28% dari US$ 458,4 juta di semester pertama tahun lalu menjadi US$ 587,5 juta. (RI)
Komentar Terbaru