JAKARTA – PT Pertamina International Shipping (PIS) menggelar kegiatan webinar bertajuk GlobalPISation pada 7-8 Desember 2021. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas dan kompetensi Perwira Pertamina di kancah global. Webinar selama dua hari ini juga menghadirkan para pengusaha sukses sebagai narasumber untuk berbagi pengalaman dalam merengkuh pasar global, seperti CEO Navanti Holding Ivan Tandyo, Direktur Utama PIS Erry Widiastono, Managing Director PIS Pte Ltd Brilian Perdana, serta Group Head of Leadership & Academies Learning at Jardine Matheson Handi Kurniawan.
Erry Widiastono, Direktur Utama PIS, menekankan para perwira, memiliki peran besar dalam mewujudkan target Pertamina sebagai Global Energy Champion.
“Acara tersebut sebagai bagian dari membangun kapasitas Perwira untuk membuka wawasan yang luas soal dinamisnya bisnis internasional,” ujar Erry,Rabu(15/12).
Pertamina menargetkan untuk menjadi Global Energy Champion dengan market value hingga US$100 miliar. Membuka pasar global ini merupakan tanggung jawab para perwira yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Salah satu kunci membangun bisnis di luar negeri, ialah dengan memegang teguh AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) yang menjadi nilai utama pegawai BUMN. Nilai-nilai AKHLAK mesti ada dalam setiap napas bisnis Pertamina untuk membuka pasar yang lebih luas.
Tingkat adaptasi yang tinggi adalah salah satu kunci keberhasilan dalam membuka bisnis di luar negeri. Perusahaan atau individu yang ingin berbisnis di negara lain harus dapat beradaptasi dengan budaya dan cara bekerja di sana. Selain itu, observasi menjadi hal yang penting untuk mengetahui kebutuhan pasar dan peluang di negara tersebut.
“Kita harus mempelajari, memahami, dan mengadaptasi budaya dan cara kerja di sana. Bagaimana model bisnis dan industri mereka, itu harus dipahami sebelum berbisnis dengan mereka,” kata Ivan Tandyo, CEO Navanti Holding.
Navanti Holding tercatat telah mengambil peluang tersebut dengan menghubungkan investor Asia yang kagum dengan keamanan finansial Australia dengan perusahaan-perusahaan di negara tersebut.
Menurut Ivan, untuk sukses membangun bisnis secara global selain kecepatan beradaptasi, hal utama yang harus dilakukan adalah membangun kepercayaan. Setelah kepercayaan terbangun dengan seluruh mitra, maka reputasi perusahaan akan semakin baik di mata internasional. Kepercayaan akan menciptakan hubungan yang kuat dan berkelanjutan dengan seluruh mitra bisnis.
“Tidak peduli seberapa inovatif, bagus, atau mengagumkannya sebuah produk atau layanan, semua tak akan berarti tanpa adanya kepercayaan,” ujar Ivan.
Brilian Perdana, Managing Director PIS Pte Ltd di Singapura, menambahkan bahwa salah satu kunci untuk sukses dalam bisnis global adalah mempertahankan keseimbangan antara nilai-nilai kebaikan sebagai warga Indonesia dan memahami budaya internasional. “Untuk masuk ke bisnis internasional, seseorang juga harus memiliki komunikasi yang baik. Selain itu, mereka juga harus memegang teguh prinsip lebih cepat, lebih pintar, dan lebih agresif,” ujarnya.
Handi Kurniawan, Group Head of Leadership & Academies Learning at Jardine Matheson, menyampaikan tiga hal yang dapat membangun bisnis yang sukses di kancah global yakni Passion, Hunger, dan Determination (PHD). Passion adalah hasrat yang kuat dalam menguasai dan mencintai bidang yang digeluti, hunger membuat seseorang merasa harus terus belajar, dan determination membentuk tekad yang kuat untuk memajukan perusahaan.
Acara GlobalPISation ini berlangsung interaktif dengan berbagai pertanyaan dari Perwira Pertamina. Paparan narasumber telah memberikan pengetahuan dan wawasan baru tentang bagaimana bersikap dan membuka jalan dalam bisnis internasional.
“Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan motivasi, wawasan, pengetahuan kepada seluruh perwira Pertamina untuk nantinya dapat berperan dalam mendukung visi Pertamina secara group untuk dapat menjadi Global Energy Champion dengan market value hingga US$100 miliar dengan tetap memperhatikan dan berpegang teguh sesuai dengan nilai AKHLAK,” kata Erry. (RA)
Komentar Terbaru