BANDUNG – PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina EP Subholding Upstream Regional Jawa menargetkan bisa mulai melakukan injeksi CO2 atau Carbon Capture Storage (CCS) secara full scale atau kapasitas maksimal di Lapangan Jatibarang pada tahun 2031. Saat itu nanti setidaknya Pertamina sudah bisa mengurangsi emisi mencapai 14,6 Juta Ton CO2 per tahun.

Danya Dewanti, Asistant Manager Communication Relation Subholding Upstream Regional Jawa, menjelaskan metode huff and puff yang diusung Pertamina EP saat ini sedang persiapan untuk dilakukan pilot project. “Kita mulai Pre Feasibilty, sampai tahun 2026 masih pre feasiblity study,” ungkap Danya disela sosialisasi Anugera Jurnalistik Pertamina 2024, Bandung, Senin (23/9).

Setelah tahun 2026 masuk tahun 2027 barulah dibahas persiapan untuk Finan Investment Decision (FID) yang melalui beberapa proses seperti POFD Feasiblity Study, Front End Engineering Design (FEED).

Konstruksi pembangunan fasilitas sendiri baru bisa dilakukan pada tahun 2029 termasuk pemboran baru mempersiapkan reservoir yang akan diinjeksikan CO2 nantinya. Sehingga full scale injection akan dieksekusi pada tahun 2031.

Sejauh ini menurut Danya belum dapat dipastikan apakah metode injeksi CO2 ke dalam reservoir ini bisa juga meningkatkan produksi minyak di Jatibarang, karena memang tujuan awalnya adalah untuk mengurangi emisi CO2.

“Saat ini diproyeksikan, target utamanya dekarbonisasi diset duluan itu penguranan emisi CO2 kalau berhasil dan bisa digunakan salah satu untuk EOR milesetone penting,” ungkap Danya. (RI)