JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menegaskan tidak bisa langsung menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, meskipun harga minyak dunia telah turun signifikan. Harga minyak mentah Brent tercatat berada di level US$59,20 per barel dan West Texas Intermediate (WTI) di level US$50,58 per barel pada awal perdagangan Senin (26/11).
Syahrial Mukhtar, Sekretaris Perusahaan Pertamina, mengatakan kondisi di bisnis downstream tidak bisa langsung otomatis merespon kondisi yang ada di hulu. Butuh waktu penyesuaian, apalagi terkait harga.
Pertamina menjual BBM dengan stok yang dibeli beberapa bulan sebelumnya, sehingga harga jual pun sesuai dengan harga saat BBM distok.
“Downstream tidak otomatis berpengaruh dari hulu, butuh waktu untuk sesuaikan harga. Lihat karakteristik harga di downstream dan hulu juga enggak linear, enggak bisa hulu turun, downstream langsung turun,” kata Syahrial ditemui di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jakarta, Senin.
Syahrial menegaskan, evaluasi terhadap harga BBM, khususnya nonsubsidi dan yang termasuk jenis penugasan tetap akan dilakukan. Hanya saja belum bisa dilakukan dalam waktu dekat. “Tapi bahwa akan disesuaikan (harga), itu pasti,” tukasnya.
Pemerintah sebelumnya melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan wajar jika perusahaan penjual BBM melakukan penurunan harga BBM yang dijual karena harga minyak dunia sebagai komponen utama pembentuk harga juga turun.
Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, mengatakan pemerintah akan meminta kepastian kepada badan usaha mengenai waktu pasti penurunan.
“Nanti semua perusahaan yang jual BBM nonsubsidi kami mau panggil untuk menurunkan harga. Kalau harga minyak turun, harus turun dong,” tandas Djoko.
Pertamina saat ini membanderol harga BBM nonsubsidi untuk Pertamax sebesar Rp10.400 per liter, Pertamax Turbo Rp12.250 per liter, dan Pertalite dipatok Rp7.800 per liter. Untuk Dexlite, Pertamina membanderol Rp10.500 per liter dan Pertamina Dex sebesar Rp 11.850 per liter.(RI)
Komentar Terbaru