JAKARTA – PT Pertamina International Shipping (PIS) berencana untuk melakukan ekspansi bisnis pengangkutan. Salah satuny energi alternatif seperti biofuel hingga kesiapan di pengembangan bisnis pengangkutan dan penyimpanan karbon. Rencana tersebut dipaparkan perusahaan dalam forum internasional di Shipbuilding, Machinery and Marine (SMM) Hamburg, Jerman.

M. Irfan Zainul Fikri, Direktur Manajemen Armada PIS, menyatakan PIS tengah bertransformasi menjadi perusahaan modern dengan operasional dan model bisnis yang ramah lingkungan. Ia juga menegaskan PIS menargetkan menekan 30% total emisi karbon mereka pada 2030 nanti.

“Strategi kami melibatkan investasi pada pengembangan dan adopsi bahan bakar rendah emisi seperti biofuel, LNG, amonia, dan metanol, untuk mengoperasikan armada kami,” kata Irfan dalam sesi panel mengenai masa depan masa depan maritim awal September lalu.

Sejumlah kapal dari lini armada PIS, khususnya yang beroperasi di domestik, telah menggunakan biofuel sebagai bahan bakar, didukung oleh infrastruktur biofuel Pertamina. Selain itu, kapal-kapal baru yang akan datang juga tengah disiapkan untuk penggunaan bahan bakar alternatif rendah karbon. Seperti MR Tankers dengan implementasi teknologi dual-fuel-ready LNG dan Handysize LPG dengan teknologi dual-fuel-ready amonia. Belum lagi kehadiran armada Very Large Gas Carrier (VLGC) juga berbahan bakar dual-fuel-ready amonia. Tak hanya itu, Irfan juga menyebut bahwa PIS sedang menjajal sumber energi baru seperti baterai dan hidrogen di masa depan.

Selain armada green ships, bahan bakar alternatif, dan green terminal, PIS juga mulai merambah bisnis carbon capture storage (CCS)/carbon capture utilize storage (CCUS). Potensi bisnis dari sektor ini merentang mulai dari pengantaran, penyimpanan, injeksi, hingga infrastruktur terminal karbon. Untuk memasuki bisnis tersebut, PIS bersiap dengan investasi pada kapal pengangkut LCO2 (liquid carbon dioxide) dan receiving terminal.

“Yang terpenting saat ini adalah kami harus memastikan ketersediaan pemasok dalam rute operasional dan mempersiapkan armada kami berteknologi dual-fuel. Kami menargetkan sebagian besar armada kami akan bertenaga bahan bakar rendah karbon, agar dapat berkontribusi dalam upaya dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca,” ungkap Irfan.