JAKARTA – Pertamina EP Subang Field sebagai bagian dari Subholding Upstream Regional Jawa emisi sebanyak 29.110 ton CO2 hingga Agustus 2021 lalu. Ini tidak lepas dari dioerasikannya CO2 Removal Plant sehingga bisa dilakukan proses pemurnian senyawa kimia karbondioksida (CO2) yang terkandung pada gas bumi. Selain mampu menekan emisi Pertamina EP juga mampu mengubah emisi tersebut memiliki nilai ekonomi dengan menjua CO2 yang telah diolah terlebih dulu.
Afwan Daroni, Senior Manager Subang Field menjelaskan dengan adanya pemrosesan ini, kandungan CO2 yang sudah dimurnikan dapat disalurkan ke industri untuk diolah lebih lanjut, sehingga dapat meminimalkan emisi karbon.
Dia menuturkan proses berawal dari hidrokarbon yang berasal dari sumur migas yang dialirkan ke manifold header untuk dilakukan separasi atau pemisahan antara gas, air dan kondensat.
“Gas yang terkumpul kemudian dimasukkan ke fasilitas CO2 Removal Plant untuk dilakukan proses pemurnian dengan sistem absorbsi menggunakan media methyl diethanol amine (aMDEA) hingga kandungan CO2 turun menjadi kurang dari 5%,” ungkap Afwan (4/10).
Saat ini ada dua Stasiun Pengumpul (SP) di Lapangan Subang yang menggunakan fasilitas CO2 Removal, yakni SP Subang dan SP Cilamaya. Dengan beroperasinya dua plant dari CO2 Removal yang dimiliki Pertamina EP Subang Field sejak tahun 2000 dan 2003, permintaan terhadap CO2 terus bertambah, antara lain berasal dari konsumen seperti PT Samator dan PT Aneka Gas Industri.
Rata-rata akumulasi volume penyerapan sebesar 2,14 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Manejemen berencana meningkatkannya secara bertahap sampai dengan 6 MMscfd pada tahun 2022. “Selain itu, Pertamina EP secara aktif mencari konsumen lain yang berminat memanfaatkan atau memerlukan CO2,” kata Afwan.
Afwan menuturkan dalam penerapan CO2 Removal di Indonesia, Pertamina EP Subang Field tergolong pionir khususnya di hulu migas. Selama periode Januari hingga Agustus 2021, sebanyak 29.110 ton emisi CO2 berhasil diturunkan. “Dengan total CO2 yang disalurkan hingga 519,2 juta standar kaki kubik yang menghasilkan nilai ekonomi mencapai Rp2,4 miliar,”ujar dia.
Hingga semester I tahun ini rata-rata produksi gas dari Subang berkisar 183,8 MMscfd . Gas yang dihasilkan tersebut kemudian disalurkan ke 34 konsumen seperti PT Pupuk Kujang, PT Krakatau Steel, PT Cikarang Listrindo, PT ITP PLTG Citeuruep, PT Bayu Buana Gemilang, dan berbagai industri lainnya.
Komentar Terbaru