JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyiapkan pengembangan fasilitas Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur setelah resmi menguasai saham kepemilikannya beberapa waktu lalu. Salah satu pengembangan yang akan dilakukan adalah dengan membangun pusat produksi olefin (olefin complex) di sana.
Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan pembangunan pusat produksi olefin merupakan bagian dari pengembangan jangka panjang dari TPPI.
Pertamina menyiapkan dana mencapai US$3,8 miliar untuk bangun pusat olefin tersebut.
“Kami juga mau bangun baru olefin center di TPPI dengan capital expenditure (capex) US$ 3,8 miliar. Ini rencana besar untuk mengoptimalkan aset-aset Pertamina,” kata Nicke di Jakarta, akhir pekan lalu.
Olefin center tersebut nantinya bisa memproduksi High Density Polyethylene (HDPE) 700 ribu ton, Low Density Polyethylene (LDPE) 300 ribu ton per tahun dan Polipropilena (PP) 600 ribu ton per tahun. Proses pembangunan fasilitas petrokimia tersebut akan dimulai pada tahun depan. “Ini kami mulai desain dan lain-lain tahun depan,” katanya.
Selain itu untuk membangun olefin complex Pertamina juga tidak akan sendiri. Perseroan berencana untuk kembali menggandeng mitra untuk membangun fasilitas terbaru yang ditargetkan rampung pada 2024.
“Olefin center berpeluang untuk perusahaan lain bergabung, ada beberapa pihak yang juga menyampaikan kami akan pilih yang terbaik,” kata Nicke.
TPPI sebenarnya telah memiliki fasilitas pengolahan polypropylena melalui anak usahanya yakni Polytama Propindo yang saat ini kapasitas produksinya mencapai 300 ribu ton per tahun. Pertamina berencana mengembangkan fasilitas di sana dengan membangun train 2 berkapasitas 300 ribu ton per tahun. Total dana investasi yang dibutuhkan sebesar US$277 juta dan ditargetkan selesai pada 2024.
Montty Girianna, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Kementerian Bidang Perekonomian, mengungkapkan pengembangan fasilitas petrokimia sangat penting lantaran kebutuhan tinggi, namun kemampuan pasokan dalam negeri yang masih minim.
Untuk pasokan dalam negeri selama ini hanya dua perusahaan yang mampu memasok yakni Chandra Asri dan Polytama Propindo.
“Petrokimia industri betul-betul shortage, pemainnya paling hanya Candra Asri, polipropilen itu Chandra Asri dan Polytama Propindo, rencananya kami akan bangun yang lain kaya Lotte misalnya. Tapi itu nanti baru jadi 2024, jadi nanti 2024 nanti kita akan punya industri petrokimia,” kata Montty.
Sukriyanto, Direktur Utama Tuban Petrochemical Industries, mengatakan kebutuhan petrokimia di dalam negeri sangat besar dan akan terus tumbuh. Pertamina tidak perlu khawatir terkait ketersediaan konsumen karena produk petrokimia yang akan diproduksi akan langsung bisa diserap pasar dalam negeri.
“Indonesia kebutuhannya 1,7 juta ton per tahun diproduksi sebagian, impor 50%- 60% kalau Polytama dengan Pertamina meningkat produksinya empat kali lipat dari sekarang market masih bisa serap,” kata Sukriyanto.(RI)
Komentar Terbaru