JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menegaskan diversifikasi energi tidak bisa dihindari. Untuk itu Pertamina telah bersiap sejak dini, salah satunya dengan bisnis Energi Baru Terbarukan (EBT) yang kini dijalankan PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai subholding power and EBT.
Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengungkapkan ke depan Pertamina akan menggunakan power sebagai bagian penting dalam bisnis tidak hanya sebagai pengganti BBM, namun juga untuk dikonversi menjadi listrik.
“Secara simutan kami harus tetap mempertahankan peningkatan kinerja dengan supply oil and gas. Jadi kami akan melakukan akselerasi dari perkembamgan ini,” kata Nicke dalam diskusi virtual, Senin (10/8).
Pemerintah saat ini sudah memutuskan untuk menggenjot gasifikasi pembangkit listrik. Hal itu menjadi peluang Pertamina untuk terus mengembangkan gas sebagai sumber energi alternatif pengganti BBM, bahkan batu bara.
“Mengapa Pertamina masuk ke pembangkit listrik berbahan baku gas, karena ini merupakan pengembangan bisnis gas kami,” kata Nicke.
Pertamina melalui subholding gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk akan melakukan gasifikasi terhadap 52 lokasi pembangkit dengan total kapasitas sekitar 1,8 gigawatt (GW).
Melalui subholding power dan EBT, Pertamina siap menjadi salah satu pemasok listrik bagi PLN, terutama dari bahan baku yang ramah terhadap energi. Untuk menggenjotnya maka diperlukan dukungan dari berbagai stakeholder.
“Kami juga sudah mulai pakai EBT, jadi aset-aset Pertamina listriknya menggunakan EBT.Tentu ini perlu dukungan semua stakeholder. Sebab sistem kelistrikan kami masih single buyer atau PLN. Jadi Pertamina sama seperti IPP,” kata Nicke.(RI)
Komentar Terbaru