JAKARTA- PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha PT Pertamina di sektor hilir gas, berharap manajemen PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk (PGAS) dapat mengintegrasikan pipa distribusi demi terlaksananya efisiensi pembangunan infrastruktur gas dan penyediaan harga gas yang ekonomis bagi masyarakat Indonesia. Hendra Jaya, Direktur Utama Pertagas, mengatakan solusi tercepat dan termudah saat ini untuk menyelesaikan permasalahan ketidakefisienan dan tumpang tindih pembangunan pipa adalah terbentuknya joint committee.
“Kami telah menyodorkan usulan joint committee ini sejak Desember 2015. Saat ini, kami masih menunggu kick off-nya dari Kementerian BUMN,” ujar Hendra di Jakarta, Rabu.
Menurut Hendra, dengan adanya joint committee pipa transmisi yang dimiliki oleh Pertamina dapat dimanfaatkan oleh PGN untuk menyalurkan gasnya ke pipa distribusi atau pun konsumen akhir. Begitu juga dengan PGN. Pipa transmisinya dapat dimanfaatkan oleh Pertamina untuk menyalurkan gasnya ke pipa distribusi atau konsumen akhir. “Ini juga berlaku untuk pipa distribusi,” ujar Hendra.
Hendra mencontohkan, Pertamina Gas menginginkan pembukaan open acess terhadap pipa open access South Sumatera West Java milik PGN. Hal ini dilakukan untuk mendukung integrasi dengan pipa open access existing milik Pertamina.Contoh lainnya, Pertagas telah memiliki pipa open access dari Pagerungan, Madura, Jawa Timur hingga ke Porong, Sidoarjo dan Gresik, Jawa Timur. Pertamina Gas juga sedang melakukan pembangunan pipa open access dari Porong ke Grati, Pasuruan, Jawa Timur. “Kami berharap, open access pada pipa distribusi PGN dapat diintegrasikan dengan pipa open access milik Pertamina,” katanya.
Hingga akhir 2015, Pertagas memiliki jaringan pipa transmisi open access sekitar 2.200 kilometer (km). Jaringan pipa ini membentang dari Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Bagian Utara, dan Sumatera Selatan. Juga di Jawa dan Kalimantan. Bahkan, menurut Hendra, jumlah jaringan pipa open access itu akan bertambah sekitar 500 km tahun ini meliputi ruas pipa Belawan-Kawasan Industri Medan/Kawasan Ekonomi Khusus; Muara Karang-Muara Tawar; Porong-Grati; dan Gresik-Semarang. Tahun ini Pertagas mengalokasikan investasi US$ 305 juta dan sebagian besar untuk menyelesaikan proyek-proyek pembangunan keempat ruas pipa tersebut. ”Besarnya investasi Pertagas menunjukkan bahwa perseroan terus tumbuh dan akan terus tumbuh,” katanya.
Sementara itu, PGN mengklaim perseroan memiliki panjang open access terbesar. Hingga 2015, PGN memiliki ruas pipa open access 2.400 km dari total jaringan pipa perseroan 6.470 km. Irwan Andri Atmanto, Head of Corporate Communication PGN, mengatakan sebagian besar pipa yang dibangun perseroan statusnya open access alias dapat dimanfaatkan bersama. Dengan jumlah pipa sepanjang 2.400 km yang dimiliki berstatus open access, Irwan mengklaim, PGN merupakan perusahaan yang sudah meng-open access-kan pipa terpanjang dibandingkan yang ada di Indonesia.
“Belum ada perusahaan di Indonesia yang memiliki pipa open access yang dimiliki PGN,” katanya.(DR)
Komentar Terbaru