JAKARTA- BMI Country Risk and Industry Research menurunkan perkiraan harga batu bara kokas Australia untuk 2025 menjadi US$200/ton dari sebelumnya US $220/ton. Alasan utama penurunan ini adalah permintaan yang lemah dan pertumbuhan produksi baja yang rendah, sebagaimana dilaporkan oleh Kallanish yang dikutip GMK Centre, 19 Februari 2025.
Menurut studi ini, harga batu bara kokas akan terus berada di bawah tekanan akibat pelemahan pasar komoditas yang dihargakan dalam dolar AS secara keseluruhan. Para ahli juga mencatat bahwa pemilihan Donald Trump sebagai Presiden AS diharapkan berdampak negatif pada pasar baja karena penerapan tarif perdagangan baru dan gangguan dalam rantai pasokan.
Pada 2024, sentimen investasi negatif terhadap sektor konstruksi China sudah menyebabkan penurunan permintaan batu bara kokas. Tekanan tambahan datang dari tarif baru AS, yang dapat memperburuk situasi bagi industri baja dan mengurangi konsumsi bahan baku.
Menurut BMI, harga rata-rata batu bara kokas pada tahun 2024 adalah US $197/ton, dan harga diperkirakan akan tetap berada di bawah tekanan pada 2025. Perlambatan produksi baja di negara-negara pengimpor, kecuali India, akan membatasi permintaan bahan baku dan dengan demikian membatasi pertumbuhan harga. Di sisi pasokan, para ahli mencatat bahwa produksi batu bara kokas di Australia tetap terbatas.
Dalam jangka panjang, harga diperkirakan akan terus turun seiring dengan pengurangan produksi baja di tanur tiup mengingat peralihan ke teknologi ramah lingkungan. Namun demikian, BMI memprediksi harga batu bara kokas akan tetap tinggi dibandingkan dengan standar historis pada tahun 2025-2029. Dalam tinjauan Desember, Departemen Industri, Sains, dan Sumber Daya Australia memproyeksikan bahwa harga batu bara kokas akan rata-rata US$211/ton pada tahun fiskal 2024/2025 (yang berakhir pada Juni 2025) dan US$205/ton pada tahun fiskal 2025/2026.
Dalam laporan kuartalan tentang sumber daya dan energi, departemen tersebut mencatat bahwa perkiraan harga batu bara kokas sangat rentan terhadap volatilitas tinggi, mengingat ketidaklikuidan pasar dan kemungkinan perubahan aliran perdagangan baja tergantung pada perubahan kebijakan geopolitik dan perdagangan. Permintaan tetap lemah akibat pertumbuhan produksi baja yang rendah dan faktor-faktor ekonomi.
Di sisi pasokan, para ahli mencatat bahwa produksi batubara koking di Australia tetap terbatas. Dalam jangka panjang, harga diperkirakan akan turun lebih jauh di tengah pengurangan produksi baja di tungku peleburan akibat peralihan ke teknologi ramah lingkungan.
Meskipun demikian, BMI memprediksi bahwa harga batubara koking akan tetap tinggi menurut standar historis pada tahun 2025–2029.
Dalam tinjauan Desember, Departemen Industri, Ilmu Pengetahuan, dan Sumber Daya Australia memprediksi bahwa harga batubara koking akan rata-rata US $211/ton pada FY2024/2025 (berakhir Juni 2025) dan US$205/ton pada FY2025/2026.
Dalam laporan triwulanan tentang sumber daya dan energi, departemen tersebut mencatat bahwa perkiraan harga batubara koking rentan terhadap volatilitas tinggi, mengingat pasar yang kurang likuid dan kemungkinan perubahan dalam aliran perdagangan baja tergantung pada perubahan kebijakan geopolitik dan perdagangan. (DR)
Komentar Terbaru