JAKARTA – Presiden Joko Widodo melepas keberangkatan Kapal Marine Vessel Power Plant (MVPP) dari Pelabuhan Nusantara Tanjung Priok, Jakarta Utara menuju Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Kapal dengan nama “Karadeniz Powership Zeynep Sultan” tersebut berkapasitas 120 Mega Watt (MW).
Kapal yang berisi pembangkit listrik yang baru datang dari Turki ini merupakan salah satu upaya pemerintah melalui PLN untuk memperkuat pasokan listrik di beberapa lokasi di Indonesia, salah satunya di Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo yang terhubung dalam sistem interkoneksi kelistrikan 150 kilo Volt (kV) Sulawesi Utara-Gorontalo (Sulutgo).
MVPP buatan 2014 ini disewa PLN selama jangka waktu 5 tahun. Titik koneksi awal Marine Vessel ini di Amurang , selanjutnya PLN juga akan mendatangkan power plant serupa untuk beberapa lokasi antara lain Sumatera Bagian Utara (240 MW), Kupang (60 MW), Ambon (60 MW), dan Lombok (60 MW).
Menurut Presiden pemilihan kapal pembangkit listrik untuk meningkatkan pasokan listrik di daerah-daerah defisit listrik merupakan pilihan yang tepat mengingat Indonesia negara kepulauan dengan 17.000 pulau. “Pembangkit listrik di atas kapal yang bisa mobile dari satu pulau ke pulau lain paling cocok dengan Indonesia,” ujar Presiden.
Hadir dalam acara tersebut Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ESDM Sudirman Said, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir.
Presiden menambahkan setiap berkunjung ke daerah, baik provinsi, kabupaten dan kota selalu mendapatkan keluhan tentang kekurangan pasokan listrik. Keuntungan memanfatkan MVPP bagi pemerintah di antaranya yakni, menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik, kemudahan relokasi (hanya perlu waktu 3-4 minggu) sehingga dapat fleksibel memenuhi kebutuhan listrik di suatu daerah, penghematan hingga Rp350 miliar per tahun dan lebih cepat dalam memenuhi kebutuhan tambahan pasokan listrik di suatu daerah yang sedang kekurangan listrik.
Marine vessel power plant ini menggunakan dua bahan bakar atau dual fuel engine yaitu jenis heavy fuel oil dan gas. Sementara pembangunan tower transmisi 150 kV yang menghubungkan MVPP ke switchyard untuk selanjutnya disuplai ke Gardu Induk Lopana. Perjalanan MVPP ke Amurang diperkirakan memakan waktu sekitar tujuh hari, dan diharapkan tanggal 23 Desember sudah bisa menambah pasokan listrik Sulawesi Utara.
“Kami harapkan dengan adanya Marine Vessel Power Plant ini akan mampu memasok sistem kelistrikan Sulawesi utara dan gorontalo melalui tegangan 150 kV, sehingga diharapkan kondisi defisit pasokan listrik di sistem Sulawesi Utara dan Gorontalo akan dapat teratasi dan daftar tunggu pelanggan listrik dapat segera dilayani,” ungkap Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir.
Pembangkit listrik di atas kapal ini akan segera memenuhi kekurangan pasokan listrik di Sulawesi Utara dan Gorrontalo. Beban puncak sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo saat ini mencapai 325 MW, sedangkan daya mampu pembangkit yang ada jika semuanya beroperasi optimal adalah 320 MW. Daya mampu pasok dari pembangkit yang beroperasi saat ini hanya 275 MW, ini dikarenakan PLTP Lahendong unit 4 sedang pemeliharaan.(LH)
Komentar Terbaru