DENPASAR – PT Pertamina (Persero) dan UOP LLC, anak perusahaan Honeywell, perusahaan berbasis di Amerika Serikat, menandatangani kesepakatan untuk melaksanakan Bankable Feasibility Study (BSF) atau studi kelayakan Rencana Induk Pengembangan Kilang Pertamina, yang akan menjadi landasan bagi modernisasi kilang-kilang Pertamina.
Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan, BFS secara parsial dibiayai oleh United States Trade and Development Agency (USTDA) dengan nilai grant US$1,07 juta. “Rencana Induk Pengembangan Kilang ini, akan menjadi landasan bagi Pertamina untuk mencapai tujuan perusahaan menjadi World Class Downstream Business,” ujarnya di Denpasar, Senin, 7 Oktober 2013.
Karen menjelaskan, konsumsi bahan bakar di Indonesia telah mengalami peningkatan rata-rata 8% dalam 5 tahun terakhir, seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Pertamina memperkirakan tren tersebut akan terus berlanjut dalam 5 tahun mendatang dengan rata-rata pertumbuhan permintaan minimal sekitar 5% per tahun.
Pada saat yang sama, ujarnya, permintaan domestik untuk produk petrokimian juga diperkirakan terus meningkat, yang diantaranya disebabkan oleh tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru di luar Jakarta, terutama melalui pertumbuhan sektor manufaktur.
Dalam taksiran Karen, nilai pasar petrokimia Indonesia diperkirakan akan mencapai US$30 miliar pada 2018, dan Pertamina menargetkan untuk menguasai pangsa pasar itu sekitar 30%.
“Untuk itu Pertamina perlu untuk memodernisasi infrastruktur hilirnya untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, baik energi maupun produk petrokimia di Indonesia. Dengan RDMP ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan Indonesia dari impor,” katanya.
Saat ini, terang Karen, Pertamina telah mengoperasikan 5 kilang besar dengan total kapasitas 1,035 juta barel per hari, yang merupakan kapasitas terbesar di Asia Tenggara dan 5 terbesar di Asia. Hal ini dapat menjadi keuntungan komparatif bagi Pertamina untuk mencapai targetnya menjadi pemain utama di sektor energi dan petrokimia di Indonesia maupun di kawasan.
UOP sendiri, jelsnya, merupakan perusahaan penyedia teknologi kilang minyak dan petrokimia terkemuka dunia, dan menjadi licensor utama teknologi kilang-kilang Pertamina. Pertamina dan UOP telah bekerjasama dalam empat dekade terakhir. “UOP akan mengembangkan rencana induk untuk meningkatkan nilai asset hilir Pertamina,” tandasnya.
(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru