CIREBON – Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pertamina EP Zona 7 terus berusaha mempercepat produksi cadangan minyak itu ditemukan di sumur East Akasia Cinta (EAC)-001 di wilayah kerja PEP Jatibarang Field, Kabupaten Indramayu dan East Pondok Aren (EPN)-001 di wilayah kerja PEP Tambun Field, Kabupaten Bekasi. Kedua sumur eksplorasi tersebut diharapkan menjaga daya dukung produksi migas nasional.
“Upaya pembuktian cadangan hidrokarbon terus digali. Sumur eksplorasi East Akasia Cinta (EAC)-001 dan Sumur East Pondok Aren (EPN)-001 terbukti mengandung potensi migas saat dilakukan uji alir produksi. Kedua sumur ini akan dievaluasi lebih lanjut dan diusulkan ke tahapan pengembangan atau Put On Production (POP), sehingga hasilnya dapat menambah produksi migas. Ini untuk menambah ‘ATM’ cadangan kami yang terus diambil setiap hari,” tutur Sakti Parsaulian, Senior Manager Production & Project mewakili General Manager Pertamina EP Zona 7, kepada peserta media visit dan perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan KKKS di Cirebon, Jawa Barat, kemarin.
Selain itu, ungkap Sakti, PEP Zona 7 merencanakan pengeboran 19 sumur minyak sepanjang 2024. Keseluruhan sumur tersebut direncanakan akan menghasilkan 1.203 barel minyak per hari (BOPD) dan 14,58 juta standar kaki kubik gas per hari (MMscfd). “Rencana operasi tersebut melanjutkan kinerja PEP Zona 7 sepanjang 2023. Tahun lalu, kami telah melakukan pengeboran 22 sumur baru, dan memperbaiki keadaan sumur untuk mempertahankan produksi sumur atau agar semakin meningkat melalui pekerjaan workover sebanyak 12 pekerjaan, serta 180 intervensi sumur,” terangnya.
Dari rangkaian operasional selama 2023 itu, kata dia, PEP Zona 7 yang operasinya meliputi PEP Field Jatibarang, PEP Field Subang, dan PEP Field Tambun mampu menyedot 11.284 BOPD dan gas sebanyak 233,29 MMscfd. “Keseluruhan hasil produksi minyak dikirimkan ke kilang Pertamina untuk diproses menjadi produk bahan bakar dan turunannya. Sedangkan produksi gas disalurkan ke konsumen di wilayah Jawa Barat untuk mendukung suplai listrik, industri pupuk serta untuk jaringan gas rumah tangga,” ungkap Sakti.
Untuk mengoptimalkan penjualan gas sehingga banyak diserap industri, Pertamina EP Zona 7 menjalankan proyect pembangunan CO2 Removal dan Dehydration Unit (DHU) di Stasiun Pengumpul (SP) Karang Baru dan SP Jatiasri untuk meningkatkan kualitas gas komersil.
Dalam mendukung komitmen mencapai target emisi bersih (net zero emission) global 2050, Sakti menegaskan PEP menjaga bisnis perusahaan selaras dengan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. PEP berhasil mereduksi emisi sebesar 65.663,72 ton CO2 melalui berbagai upaya. Salah satunya penghijauan di area pesisir total lebih dari 86 ribu mangrove. Jumlah tersebut setara 101% dari target didukung prioritas budaya keselamatan kerja dengan perolehan safe man hours sebanyak 27,9 juta jam.
Hal lain yang tak kalah menggembirakan, tambak Sakti, seluruh kinerja tersebut mendapat apresiasi berupa penghargaan Patra Nirbaya 2023 dari Direktoral Jenderal Migas Kementerian ESDM kepada Perusahaan yang telah mencapai prestasi luar biasa dalam menjalankan operasi bisnis tanpa kehilangan jam kerja akibat kecelakaan.
Atas komitmen kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan mengacu peraturan perundangan-undangan, ketiga lapangan di PEP Zona 7 memperoleh penghargaan PROPER peringkat Hijau dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup di tahun 2023. “Beberapa tahun lalu kami berhasil menyabet PROPER Emas. Kami terus berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan,” ujar Sakti.
Kepala Departemen Komunikasi SKK Migas Nyimas Fauziah Rikani menyampaikan, SKK Migas terus memberikan dukungan kepada KKKS dalam operasional. Dukungan yang diberikan kepada KKKS adalah dengan memantau operasional KKKS, berdiskusi dan mencari solusi terbaik jika ada kendala dalam prosesnya.
“SKK Migas akan terus memberikan dukungan dan monitoring ketat untuk pencapaian target migas nasional, itulah sebabnya SKK Migas secara aktif memantau, berdiskusi aktif dan menawarkan bantuan kepada setiap KKKS apa saja yang bisa dibantu untuk meningkatkan produksi, kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan produksi migas Tanah Air,” ujarnya.
Menurut dia, salah satu indikator yang menunjukkan industri hulu migas di Indonesia telah berkembang adalah peningkatan dalam aktivitas pengeboran dan proyek-proyek yang berproduksi atau onstream. Untuk diketahui, realisasi pengeboran sumur pengembangan berhasil mencapai angka tertinggi dalam 8 tahun terakhir, dengan 799 sumur dibor pada 2023.(LH)
Komentar Terbaru