JAKARTA – Penyaluran Liquefied Petroleum Gas (LPG/Elpiji) ukuran tabung 3 Kilogram (Kg) dan 12 Kg hingga akhir Mei 2013 telah mencapai 8,24% diatas kuota (jatah) yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun demikian, PT Pertamina (Persero) menjamin ketersediaan bahan bakar subsidi untuk rumahtangga itu dalam kondisi aman.
Seperti dituturkan Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir, penyaluran LPG 3 kg hingga akhir Mei 2013 telah mencapai 1,74 juta metrik ton, atau 8,24% di atas kuota APBN sebesar 1,61 juta metrik ton. Pada Juni 2013 ini, Pertamina berencana menyalurkan sekitar 361.000 metrik ton LPG 3 Kg, diluar alokasi cadangan fluktuatif sebesar 5% – 10% dari alokasi normal.
“Sejauh ini kondisi penyaluran Elpiji 3kg berjalan normal, setelah sempat terjadi beberapa hambatan distribusi akibat perbaikan jalan dan jembatan menyongsong lebaran,” ujar Ali di Jakarta, Selasa, 11 Juni 2013.
Terhadap hambatan tersebut, kata Ali, telah dilakukan beberapa pengalihan titik suplai serta operasi pasar di daerah, sepanjang Mei 2013. Yaitu di Jambi, Lampung, Bengkulu, dan beberapa daerah di Jawa Tengah.
Adapun untuk penyaluran LPG 12 kg, ungkapnya, hingga periode Mei 2013 telah mencapai sekitar 400 ribu metrik ton. Realisasi tersebut meningkat 7% dibandingkan dengan realisasi penyaluran pada periode yang sama 2012, sebanyak 373 ribu metrik ton.
Kebutuhan Meningkat Jelang Puasa
Pada kesempatan yang sama, Ali mengungkapkan bahwa Pertamina telah memprediksi, pada Juni 2013 akan terjadi peningkatan permintaan LPG 12 kg dan 3 kg. Meningkatnya kebutuhan akan LPG ini didorong oleh momen menjelang puasa dan lebaran, musim libur sekolah, panen raya di beberapa daerah, dan anomali cuaca.
Untuk mengantisipasi peningkatan permintaan LPG 12 Kg pada Juni 2013, Pertamina akan memenuhi pasokan LPG 12 Kg di pasar sebanyak 83.000 metrik ton, atau 5% di atas alokasi normal. Bahkan, Pertamina dapat meningkatkan pasokan hingga 20%, jika kecenderungan pasar memerlukan penambahan pasokan lebih tinggi.
“Pertamina melalui Region-Region yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, akan memenuhi kebutuhan pasar Elpiji 12 kg. Pertamina juga akan meningkatkan ketersediaan “Bright Gas” dan “Ease Gas” (produk baru LPG dari Pertamina) di pasar, terutama untuk menyasar rumahtangga ekonomi menengah ke atas,” tuturnya.
LPG di Jakarta Mulai Normal
Sementara itu, terkait dengan penyediaan LPG 12 Kg untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, Ali Mundakir mengatakan sudah mulai berangsur normal. Menurutnya memang sempat ada gangguan distribusi akibat pemogokan di area pelabuhan, relokasi spherical tank LPG, dan perbaikan crane kontainer di pelabuhan. Namun kondisi itu sudah bisa diatasi, dan stok LPG dalam kondisi aman.
“Bahkan, berdasarkan hasil operasi pasar Elpiji 12kg yang dilakukan di titik-titik yang diinformasikan ada kelangkaan, tingkat penyerapan Elpiji 12kg oleh masyarakat justru sangat rendah. Ini mengindikasikan bahwa persediaan Elpiji di tangan masyarakat masih cukup,” katanya.
Selain operasi pasar, Pertamina sejak 5 Juni 2013 juga telah menyiapkan agen-agen siaga di DKI Jakarta dan Tangerang Selatan, yang beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00-22.00 WIB. Oprasi pasar ini guna optimalisasi pelayanan. Agen-agen siaga tersebut menjual LPG 12kg dengan harga Rp72.500 per tabung, dan LPG 3 kg seharga Rp13.500 per tabung.
Ali kembali menandaskan, Pertamina akan melakukan tindakan tegas terhadap siapapun yang terbukti melakukan tindak penyelewengan LPG subsidi. Masyarakat juga disarankan bersama-sama mengawasi dan mencegah terjadinya tindak penyelewengan tersebut, dengan melapor ke kontak Pertamina 500000 (GSM: 021-500 000) atau sms ke 62-815-9-500 000, atau ke pihak berwajib yang terdekat.
(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru