JAKARTA– PT Indo Tambangraya Mega Tbk (ITMG), perusahaan pertambangan batubara terintregrasi, mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatrubisikan kepada pemilik entitas induk. Selama semester I 2021, perusahaan membukukan laba sebesar US$72,8 juta atau sekitar Rp1 triliun, naik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat US$25,9 juta atau Rp358,64 miliar (year-on-year), mengutip laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, Senin (9/8).
Kenaikan laba Indo Tambangraya terutama didorong oleh berkurangnya beban pokok pendapatan menjadi US$448,96 juta dari tahun sebelumnya US$558,6 juta. Padahal pendapatan perseroan tercatat naik tipis dari US$652 juta menjadi US$676 juta. Dengan demikian laba kotorĀ menjadi US$ 227,3 juta, naik dari US$93,99 juta (year-on-year)
Kendati beban naik menjadi US$73,2 juta dari US$ 32,69 juta, Indo Tambangraya masih meraih laba sebelum pajak penghasilan sebesar US$154,19 juta dibandingkan US$61,29 juta. Dipotong beban pajak penghasilan US$38,59 juta, naik dari US$32,7 juta, laba periode berjalan Indo Tambangraya mencapai US$117,6 juta, naik dibandingkan US$28,5 juta.
Perusahaan juga membukukan kenaikan asset dari US$1,16 miliar menjadi US$1,3 miliar. Ini terdiri atas asset lancar US$620,58 juta dari US$412,44 juta. Sementara itu, asset tidak lancar turun dari US$746,19 juta menjadi US$693,98 juta.
Adapun julmah liabilitas Indo Tambangraya mencapai US$400,2 juta, naik dari US$312,34 juta. Sedangkan ekutas tercatat naik dari US$846,29 juta menjadi US$906,4 juta pada semester I 2021.
Indo Tambangraya adalah salah satu produsen batu bara Indonesia terkemuka dengan lingkup usaha yang terintegrasi mulai dari kegiatan penambangan, pengolahan, dan kegiatan logistik. Perusahaan memproduksi batu bara termal dengan beberapa jenis kualitas yang baik sehingga mampu memenuhi pelanggannya di Asia yang jumlahnya besar dan beragam.
Saat ini, Indo Tambangraya mengembangkan bisnisnya menjadi penyedia energi dengan produk-produk dan layanan-layanan yang terjangkau, berkualitas, dan berkelanjutan, dengan mengoptimalisasikan rantai nilai dari hulu sampai hilir.
Beberapa anak usaha perusahaan antara lain PT Indo Minco Mandiri di Bontang, Kaltim, dan PT Trubaindo Coal Mining di Kutai Barat, PT Jorong Barutama Greston di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan dan PT Kitadin-Embalut di Kabupaten Kutai Kartanegara. Selain itu, PT Tambang Raya Usaha Tama di Bontang dan PT Barinto Ekatama di Kutai Barat. (RA)
Komentar Terbaru