JAKARTA- PT Harum Energy Tbk (HRUM), emiten pertambangan batu bara, membukuan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 52,77% menjadi US$10,35 juta atau sekitar Rp149 miliar pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya US$21,92 juta atau Rp315,6 miliar. Padahal, pendapatan perusahaan positif pada periode Januari-Juni 2021 daripada periode sama tahun lalu.
Selama semester I 2021 Haru mencatatkan pendapatan US$ 115,72 juta atau Rp1,6 triliun, naik dari US$ 102,55 juta (year-on-year) atau Rp1,47 triliun. Sebanyak US$ 108,96 juta pendapatan berasal dari kontrak dengan pelanggan dan US$6,7 juta dari pendapatan sewa, dibandingkan pendapatan kontrak US$ 96 juta dan sewa US$6,45 juta periode sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan dan beban langsung juga turun dari US$ 71,21 juta menjadi US$ 60,47 juta. Dengan demikian, laba bruto tercatat naik 76,32% menjadi US$ 55,25 juta pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya US$31,33 juta.
Mengutip keterbukaan informasi Harum Energy kepada Otoritas Bursa, Senin (2/8), perusahaan mncatatkan kenaikan sejumlah beban sehingga memengaruhi laba bersih. Beban yang naik antara lain beban umum dan administrasi dari US$ 11,54 juta naik menjadi US$ 13,26 juta. Beban lainnya naik signifikan dari US$ 4.859 menjadi US$ 11 juta. Demikian pun beban keuangan lainnya naik menjadi US$ 1,15 dan bagian atas laba bersih entitas asosiasi yang naik menjadi US$ 1,38 juta. Dengan demikian laba sebelum pajak penghasilan menjadi US$ 27,34 juta, turun dibandingan periode sama tahun lalu sebesar US$ 28,35 juta.
Di sisi lain, perusahaan mencatatkan kenaikan ekuitas menjadi US$467,53 juta pada 30 Juni 2021 dari periode Desember 2020 sebesar US$454,79 juta. Total liabilitas tercatat naik dari US$43,90 juta pada Desember 2020 menjadi USD 146,04 juta pada Juni 2021.
Aset perusahaan juga naik menjadi US$613,58 juta pada 30 Juni 2021 dari periode sama tahun sebelumnya US$498,70 juta. Perseroan kantongi kas dan setara sebesar US$136,23 juta pada 30 Juni 2021. (RA)
Komentar Terbaru