BALIKPAPAN – PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina berhasil melakukan pengeboran dua sumur pengembangan di Lapangan Sejadi, Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) dan menghasilkan produksi sebesar 1.492 barel per hari (BOPD). Keberhasilan ini mengiringi pencapaian sebelumnya di tahun 2022 dimana PHKT berhasil menambah produksi migas sebesar 1.678 BOPD dan 3,2 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Yoseph Agung Prihartono, GM Zona 10, menyatakan bahwa pengembangan lapangan Sejadi merupakan langkah strategis perusahaan dalam mempertahankan produksi migas Wilayah Kerja East Kalimantan & Attaka. Pengeboran dua sumur Sejadi menggunakan rig jack-up Asian Endeavour-1 (AE-1).

“Kami terus berinvestasi dalam pengeboran sumur-sumur baru yang penting dalam mendukung keberlangsungan produksi migas, ketahanan energi nasional, serta mendukung kebijakan transisi energi Pertamina,” ujarnya, Jumat (2/8).

Yoseph menambahkan bahwa PHKT terus menerapkan beragam inovasi dan teknologi dalam menjalankan operasi dan bisnis migas perusahaan berdasarkan praktik-praktik terbaik di industri migas nasional dan dunia. “Pengembangan Lapangan Sejadi ini menerapkan metodologi pengembangan multi disiplin geofisika, geologi, petrofisika, dan teknik reservoir,” jelas Yoseph.

Menurut dia, dengan adanya peningkatan produksi dan cadangan migas dari sumur-sumur pengeboran Sejadi tentu menambah keyakinan perusahaan untuk terus mengembangkan lapangan-lapangan lepas pantai yang sudah sangat mature ini.

Program pengeboran ini merupakan kolaborasi semua fungsi di PHKT yang didukung PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk usaha, dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi perwakilan Kalimantan Sulawesi (SKK Migas Kalsul) dan Subholding Upstream.

“Kami yakin bahwa keberhasilan ini merupakan buah kolaborasi perusahaan dengan semua pemangku kepentingan, terutama pemerintah, masyarakat dan mitra. Keberlanjutan produksi migas dari Lapangan Sejadi dan lapangan PHKT lainnya berperan penting dalam memenuhi kebutuhan energi nasional, termasuk bagi keberadaan IKN di wilayah Kalimantan Timur,” pungkasnya. (RI)