BERAU – Keselamatan menjadi salah satu fokus PT Berau Coal dalam menjalankan operasi tambang batu bara di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Salah satu inovasi yang diusung oleh manajemen adalah penerapan teknologi Artificial Intellegence (AI) di kegiatan tambang, melalui aplikasi Mining Eyes Analytics (MEA). Manajemen Berau Coal bahkan mengklaim penerapan AI ini jadi pertama yang diterapkan di lingkungan tambang batu bara.
MEA diterapkan dalam kegiatan pengawasan kegiatan lalu lintas kendaraan serta manusia di area tambang. Melalui AI yang diterapkan kini jarak antar truck tambang saat melakukan pengangkutan bisa diatur jarak amannya melalui aplikasi mining eyes.
MEA mendeteksi beberapa aktivitas, jarak beriringan kendaraan angkut tambang. Kedua, orang yang ada di luar kabin unit atau area pos. Jarak beriringan kritikal ini, ketika di analytics ada alert kalau terlalu dekat. Kemudian semua pekerja itu tidak boleh keluar dari sarana, alat berat, ataupun pos, di jarak 20 meter dari radius amannya, kecuali melakukan komunikasi terlebih dulu dengan control room, untuk memasang rambu-rambu tertentu.
Sarana (kendaraan) itu dibatasi, tidak terlalu banyak di pit, risiko terlalu berbahaya, ada sarana, lintasan, ketika sarana masuk ke pit akan ada alert muncul. Mengecek sudahkah berkoordinasi dengan control room.
“Kalau dulu hanya melalui kamera tapi sekarang sudah menggunakan AI jadi tahu langsung jaraknya berapa antar truck baru kemudian kalau terlalu dekat kita intervensi dari sini,” kata Arintoko Saputro, Wakil Kepala Teknik Tambang Berau Coal di site penambangan batu bara Binungan, Rabu (6/12).
Selain truck, kini juga bisa melakukan pengawasan terhadap pekerja yang keluar dari kabin truck. Selain pengawasan langsung terhadap kegiatan penambangan, AI yang disematkan dalam teknologi pengawasan ini juga mampu mencegah terjadinya kelelahan yang dialami oleh driver truk tambang.
“Jadi sekarang bisa terdeteksi supir yang mengantuk, menguap, menunduk, tengok kanan kiri atau tidak melihat ke jalan. Jadi nanti ada alert yang memperingatkan supir” ujar Arintoko.
Penerapan AI di sistem pengawasan ini terbukti sangat efektif dalam menekan angka risiko kecelakaan kerja di wilayah tambang.
Sementara itu, Januar, Safety, Health and Environment (SHE) Section Head PT Pamapersada Nusantara, mitra kerja PT Berau Coal, mengungkapkan inovasi membuat pekerjaan pengawasan di area tambang jauh lebih efisien serta menjangkau wilayah yang lebih luas ketimbang hanya mengandalkan kamera serta petugas.
“Mining eyes bisa mengurangi jumlah pengawas, jangkauan teman-teman lebih luas. Kalau front loading, pengawas hanya mengawasi area tertentu saja, dari sini semua terlihat. Pelaksanaan inspeksi dan pengawasan itu bisa lebih sering, tidak perlu pakai kemana-mana, pakai komunikasi jarak jauh saja langsung,” jelas Zanuar.
Selain itu produksi juga turut terkena dampak dengan pengawasan yang lebih efisien. “Fleet matching lebih sesuai, ketika fleet matching lebih sesuai otomatis produksi akan lebih bagus. Berdampak safety dan produktivitas,” ungkap Januar.
Rudini Rahim, Corporate Communication Superintendent Berau Coal, menjelaskan bahwa PT Berau Coal termasuk perusahaan tambang batubara yang banyak berinovasi dengan penggunaan teknologi dan digitalisasi dalam operasional pertambangannya sebagai upaya perbaikan berkelanjutan untuk mewujudkan smart mining. “Inovasi dan perbaikan berkelanjutan terus didorong untuk menghasilkan operasional yang produktif, efisien, aman dan hijau sehingga dapat mewujudkan pertambangan yang berkelanjutan,” ujar Rudini.
Salah satu inovasi digital di PT Berau Coal adalah smart application yang bernama BEATS atau BeGeMS (Berau Coal Green Mining System) Automation Tracking System. Aplikasi ini digunakan untuk menunjang pengawasan dan analisis kegiatan operasi serta K3L yang sebelumnya dilakukan secara manual kini telah menggunakan teknologi digital. “Sehingga proses pengawasan operasi yang melibatkan lebih dari 24.000 pekerja dapat dilakukan dengan baik,” jelas Rudini. (RI)
Komentar Terbaru