JAKARTA – Pemerintah menawarkan enam blok migas dalam tender tahap I tahun 2022. Enam blok yang ditawarkan terdiri dari tiga blok ditawarkan melalui skema langsung (direct proposal) dan sisanya skema penawaran tidak langsung regular tender). Sebagian besar blok migas yang ditawarkan berasal dari sekitar wilayah Aceh.
Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan pemerintah telah siapkan skema insentif dalam penawaran kali ini diantaranya split yang lebih fleksibel bahkan bisa diatas 50%. Lalu FTP 10%. “Sebelumnya 20%,” kata Tutuka dalam konferensi pers penawaran blok migas, Rabu (20/7).
Skema kontrak yang lebih fleksibel yakni bisa cost recovery atau skema gross split. DMO ditetapkan 100% ICP, kemudian insentif dalam perhitungan cost recovery, mendapatkan akses data, mendapatkan fasilitas perpajakan dan pemberian insentif fiskal berupa investment credit, depresiasi yang bisa diakselerasi serta DMO Fee.
Dokumen lelang bisa diserahkan melalui http://esdm.go.id/wkmigas. Untuk blok eksploitas yang ditawarkan melalui skema penawaran langsung jadwal akses dokumen lelang 20 Juli-19 Agustus 2022 dan batas waktu menyerahkan dokumen lelang pada 23 Agustus. “Sementara untuk penawaran langsung blok eksplorasi 20 Juli – 2 September 2022 dengan batas akhir kembalikan 6 September 2022,” ujar Tutuka.
Kemudian untuk tender tidak langsung atau regular akses dokumen bisa dilakukan sejak 20 Juli hingga 15 November dan batas akhir kembalikan dokumen 17 November
Berikut enam blok yang ditawarkan dalam lelang blok migas tahun ini diantaranya :
Direct Proposal
Offshore North West Aceh (Meulaboh)
blok Offshore di Aceh dengan total potensi minyak sebesar 800 MMBO dan gas 4,8 Triliun Cubic Feet (TCF) dengan minimal komitmen eksplorasi G&G, 3D seismik 500Km2 dan pemboran satu sumur eksplorasi. Blok ini dikelola dengan gunakan skema cost recovery dengan sharing split 60%-40% untuk produksi minyak dan gas 55%-45%.
Offshore South West Aceh (Singkil)
Blok eksplorasi dengan total potensi sekitar 1,4 Billion Barrel Oil (BBO) dan 8,6 Triliun Cubic Feet (TCF) gas. Untuk komitmen pasti eksplorasi diantaranya G&G, melakukan 3D seismik 500Km2 dan pemboran satu sumur. Kemudian untuk skema kontrak gunakan cost recovery dengan baagi hasil atau split 60%-40% untuk minyak dan 55%-45% untuk gas.
Blok Bawean yang terletak di sekitar Jawa timur dengan total potensi 100 juta barrel oil (MMBO) dan 680 Billion Cubic Feet (BCF) merupakan blok eksploitas. Komitmen pasti GGRE, satu pemboran sumur pengembangan, dua kerja sumur ulang (work over), pengerjaan fasilitas produksi, komitmen untuk memulai produksi di awal tahun, G&G, seimik 3D 300 Km2.
Ragular Tender
Blok South Makassar yang merupakan blok eksplorasi ditawarkan dengan skema tidak langsung atau ragular tender dengan total potensi mencapai 1,4 Billion Barrel Oil (BBO). Komitmen pasti G&G, seismik 2D 500 Km dengan menggunakan skema kontrak fleksibel yakni Cost Recovery atau Gross split. Untuk cost recovery splitnya ditetapkan 55%-45% untuk minyak dan gas 50%-50% untuk gas. Lalu untuk skema gross split, based splitnya 57%-43% untuk minyak dan gas 53%-48%.
Blok Arakundo
Total potensi 155 MMBO minyak dengan komitmen pasti G&G, 3D seismik seluas 500 Km2 menggunakan skema kontrak cost recovery. Lalu untuk split 60%-40% untuk minyak dan gas splitnya ditetapkan 55%-45%.
Blok Bengara I
Blok eksplorasi di sekitar Kalimantan Utara dengan potensi 90 MMBO. Komitmen pas G&G dan survei seismik 2D 300 Km. Skema kontrak yang digunakan bisa memilih antara cost recovery dengan split minyak 70%-30% dan untuk gas 60%-40%. Untuk gross split base splitnya ditetapkan 57%-43% untuk minyak dan split gas 52%-48%.
Komentar Terbaru