JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat, dengan target 23% energi terbarukan dalam bauran energi nasional pada tahun 2025.

Senda Hurmuzan Kanam, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur EBTKE (ESDM), mengatakan salah satu peluang utama untuk mencapai tujuan ini adalah melalui panel surya. “Kita membutuhkan sekitar 10 gigawatt pembangkitan energi bersih pada tahun 2025 untuk mengejar kesenjangan yang ada. Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan hingga 15 gigawatt dari atap surya,” ujar Senda disela-sela FusionSolar di Indonesia oleh Huawei Digital Power, Sabtu (5/10).

Ridha Yasser, Asisten Deputi Bidang Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi, mengatakan Indonesia, dengan 17.500 pulau, kaya akan sumber daya alam dan energi, termasuk bahan bakar fosil, mineral, dan sumber daya terbarukan yang melimpah.

Untuk mencapai target emisi nol bersih, kata dia, Indonesia harus menyeimbangkan pembangunan ekonomi dengan stabilitas dan ketahanan energi, sekaligus mendorong pertumbuhan nasional.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi menargetkan pengembangan tenaga surya hingga 421 GWp atau bahkan lebih pada tahun 2060.

“Untuk mencapainya, diperlukan peningkatan daya saing melalui inovasi, hilirisasi sumber daya alam, dan penguasaan teknologi manufaktur seperti produksi panel surya menyeluruh, penyimpanan baterai skala besar, dan pemanfaatan jaringan listrik,” kata Ridha.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto yang menyampaikan bahwa bauran energi terbarukan saat ini telah mencapai 16,75% dari target 23% yang ditetapkan pada tahun 2025.

“Untuk mendukung inisiatif tenaga surya, sedang dibangun pabrik solar PV di Kendal dengan kapasitas 1 gigawatt yang 90%-nya telah selesai dibangun, serta pabrik baterai di Karawang yang saat ini berkapasitas 10 gigawatt dan berencana untuk diperluas menjadi 20 gigawatt,” ungkap Djoko.

Selain itu, kata dia, ekosistem kendaraan listrik juga berkembang pesat, didukung oleh kemitraan antara Ikatan Insinyur Indonesia dan Universitas Nasional Singapura untuk mendirikan Pusat Penelitian Energi Surya Indonesia, yang diresmikan pada 2 Oktober 2024. “Pusat penelitian ini akan mempercepat pengembangan teknologi solar PV dan sumber daya manusia, sekaligus memfasilitasi ekspor listrik dari Batam ke Singapura.”

Sementara itu, CEO Huawei Digital Power Jin Song mengatakan bahwa elektronika daya dan teknologi digital merupakan pendorong utama transformasi energi, dan energi terbarukan menjadi penggerak lebih dari 80% infrastruktur energi TIK.

“Huawei terus mengembangkan inovasi energi terbarukan untuk menghadirkan solusi yang berkelanjutan bagi para pelanggan dan menjawab tantangan seputar lingkungan hidup,” ujar dia.

Jin Song mengatakan penting untuk fokus pada peningkatan solusi penyimpanan energi sekaligus memastikan bahwa aset pembangkit listrik tetap aman, andal, dan hemat biaya.

Oleh karena itu, Huawei berkomitmen untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, terutama mitra strategis, untuk berkontribusi lebih banyak dalam perjalanan transformasi energi di Indonesia,” ujar Jin Song.

Huawei Digital Power, penyedia produk dan solusi digital global terkemuka, meluncurkan smart photovoltaic (PV) untuk C&I dan Residential Solution SUN5000-150KTL, solusi Battery Energy Storage System (ESS) yang memiliki fitur arsitektur pengaturan suhu yang inovatif bernama hybrid cooling, dan Smart Charging Network untuk infrastruktur kendaraan listrik, FusionSolar.

FusionSolar, yang menggabungkan tenaga surya dengan sistem penyimpanan energi, kini bertahap menjadi pilihan utama masyarakat untuk energi hijau. Ini karena keunggulannya dalam membantu menurunkan ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga diesel, mengurangi dampak lingkungan, serta memanfaatkan secara optimal sumber daya energi matahari yang melimpah di Indonesia, yang terletak di garis khatulistiwa.

Sistem ini juga dirancang untuk menetapkan standar keamanan, khususnya untuk aplikasi komersial dan industri (C&I) seperti pusat perbelanjaan, supermarket, pabrik, dan kawasan industri. Dengan memadukan teknologi digital dan elektronika daya, serta mengintegrasikan kecerdasan dan rantai industri, FusionSolar menawarkan produk yang aman, stabil, dan berfokus pada memberikan pengalaman pengguna terbaik.(AT)