JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan melakukan percepatan berbagai program minyak dan gas yang masih jalan ditempat pada tahun ini.Luhut Binsar Panjaitan, Pelaksana Tugas Menteri ESDM, menegaskan ada 32 item atau program yang menjadi sasaran untuk segera dipercepat, namun fokus percepatan yang akan dikejar pada tahun ini ada 10 item, di antaranya East Natuna, Masela, Blok Mahakam, IDD Bangka dan Jangkrik. Serta insentif eksplorasi laut dalam, Pipa Jumper WNTS Pemping, Update Kilang Baru, Kilang Mini, Revisi PP 79 serta Revisi UU Migas.
“10 item kami gelar, sampai 10-nya progresnya berjalan baik,” kata Luhut di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (18/8).
Salah satu dari wujud percepatan itu, kata Luhut adalah pembahasan Proyek Jangkrik. Blok Jangkrik menyimpan potensi gas yang bisa langsung memberikan manfaat bagi masyarakat. Proyek Jangkrik berlokasi di Blok Muara Bakau, Selat Makassar, sekitar 100 kilometer di timur Balikpapan. Terdapat dua lapangan dalam proyek ini yakni Lapangan Jangkrik dan Lapangan Jangkrik North East yang berada pada kedalaman 400 meter di bawah permukaan laut dan termasuk proyek gas laut dalam pertama di Indonesia.
Luhut juga menyatakan akan segera memanggil berbagai pihak yang berwenang untuk membahas lebih lanjut berbagai permasalahan energi yang dihadapi masyarakat, seperti permasalahan listrik di Batam. “Minggu depan PLN dengan Dirjen Ketenagalistrikan duduk bersama untuk itu,” tandasnya.(RI)
Potensi Gas dan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia sangat luar biasa. Untuk itu pemerintah harus mendorong pemanfaatan gas dan EBT sebagai sumber energi utama dalam negeri menggantikan posisi minyak bumi yang semakin sulit diperoleh pada kondisi geologi yang sederhana.
Untuk meningkatkan lifting minyak bumi, pemerintah seharusnya sudah harus mengambil kebijakan untuk memberi perhatian khusus pada sumur sumur lama peninggalan Belanda yang jumlahnya cukup banyak dengan melakukan Rework pada sumur sumur tua tersebut dengan metoda EOR (Enhanced Oil Recovery).