JAKARTA – Pemerintah bakal mulai menerapkan program campuran biodiesel 40% dengan solar pada tahun 2025. Hingga kini uji jalan penggunaan B40 masih berlangsung dan ditargetkan sudah bisa diterapkan pada tahun depan.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menegaskan berbagai pihak telah sepakat untuk meningkatkan campuran biodiesel ke solar.

“Insya Allah tahun depan B40 udah bisa jalan sudah ada kesepakatan,” kata Arifin disela diskusi dengan awak media di Gedung Ditjen Migas, Kementerian ESDM, Jumat (2/8).

Hingga Juli tahun ini penggunaan biodiesel sudah mencapai 6,12 juta Kilo Liter (KL) dan diproyeksi hingga akhir tahun nanti serapan atau pemanfaatannya bakal mencapai 11,3 juta KL.

Pemerintah sendiri baru saja melakukan uji jalan B40 untuk lokomotiv jurusan Stasiun Pasar Senen, Jakarta – Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. Kementerian ESDM pernah mengkaji dengan potensi konsumen yang ada, tambahan biodiesel untuk menjalankan program B40 mencapai 3-4 juta KL per tahun.

Pemerintah memang terlihat jelas menggenjot penggunaan biodiesel berbasis kelapa sawit di berbagai jenis kendaraan. Setelah penggunaan B40 di industri mobil empat tahun lalu, ujicoba berikutnya pada tahun ini berfokus pada alat pertanian (alsintan) dan industri perkeretapaian. Selanjutnya akan ada industri pertambangan dan alat berat, serta alat perkapalan dan pembangkit listrik, yang akan dimulai dalam waktu dekat di Balikpapan, Kalimantan Timur. Secara keseluruhan, diperkirakan diperlukan 16 juta KL B40.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, penghematan devisa dari penggunaan B35 pada sektor otomotif dan non-otomotif mencapai Rp 122 triliun. Sementara penurunan karbon dioksida (C02) ditargetkan mencapai 42,5 juta ton dari estimasi pemakaian 16 juta kiloliter (kl) B40 pada 2025. (RI)