JAKARTA – Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) merealisasikan target peningkatan produksi minyak mentahnya. Saat ini Pertamina memang telah menjadi kontributor terbesar dalam produksi minyak nasional dengan persentase 60%. Dengan target pertumbuhan produksi yang ada maka sudah sewajarnya Pertamina diandalkan untuk mendongkrak produksi minyak nasional.

Yuliot Tanjung, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan untuk mengurangi ketergantungan pada impor, pemerintah mendorong peningkatan produksi migas nasional, termasuk kontribusi dari Pertamina. Saat ini, Pertamina menyumbang 60% dari total produksi minyak nasional, atau sekitar 400 ribu barel per hari (bph).

“Pemerintah menargetkan peningkatan produksi minyak nasional hingga 700 ribu barel per hari pada 2025-2026. Dengan kontribusi Pertamina yang diproyeksikan tetap 60%, target produksi Pertamina diharapkan mencapai 480 ribu barel per hari, meningkat sekitar 20% dari produksi saat ini,” jelas Yuliot saat membuka Pertamina Portfolio Forum 2024 di Graha Pertamina, Jakarta, Rabu (4/12).

Selain itu, implementasi program B40 dan B50 yang memanfaatkan bahan bakar nabati juga diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam menekan impor BBM.

Yuliot menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, badan usaha, dan BUMN seperti Pertamina untuk mencapai target ketahanan energi nasional. “Kementerian ESDM dan Pertamina memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga ketahanan energi nasional. Hal ini membutuhkan kolaborasi yang kuat agar arahan Presiden untuk mewujudkan swasembada energi dapat terwujud,” tegasnya.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk menciptakan sistem energi yang lebih mandiri, efisien, dan berkelanjutan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor energi fosil. (RI)