JAKARTA – Pemerintah berencana menggunakan dana Danantara untuk mempercepat pembangunan kilang yang kini sedang digarap Pertamina. Kemungkinan itu terbuka lebar jika melihat target presiden Prabowo untuk mewujudkan swasembada energi.

Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan wacana untuk gunakan dana yang ada di Danantara untuk diinvestasikan pada kilang masih akan dibahas lebih lanjut bersama dengan Presiden.

Namun demikian menurut Bahlil peluang Danantara untuk membiayai kilang memang terbuka apalagi kilang juga diamanatkan oleh Undang-undang untuk wujudkan ketahanan energi.

“Kita kan punya perpres tentang ketahanan energi, dimana kita hari ini untuk minyak kita kan hanya bisa kapasitas 21 hari. Nah, kita tambah 30 hari. Nah yang kedua, impor kita ini kan terhadap minyak kan banyak sekali. Maka kita mendorong untuk membangun refinery,” kata Bahlil saat ditemui di Kementerian ESDM, Rabu (26/2).

Lebih lanjut Bahlil menyatakan pembangunan kilang memang membutuhkan investasi yang tidak sedikit sehingga akan sangat terbantu jika ada campur tangan Danantara.

“Ini butuh investasi besar. Makanya dalam hilirisasi salah satu proyek yang kita akan dorong untuk kita melaporkan kepada Pak Presiden adalah storage untuk BBM dan revenery-nya. Nanti saya laporkan ya setelah kami mendapat feedback ataupun petunjuk dari Pak Presiden,” ujar Bahlil.

Seyogyanya Pertamina telah mengusung empat proyek pengembangan kilang atau Refinery Development Master Plan (RDMP) yakni di Kilang Balikpapan, Cilacap, Balongan serta Kilang Dumai. Selain itu juga ada pembangunan kilang baru atau New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban. Namun untuk kilang baru ini pembangunannya tidak menunjukkan kemajuan signifikan dimana hingga kini tahap konstruksi tidak kunjung terealisasi.

Di sisi lain Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara berperan mengonsolidasikan aset-aset pemerintah. Tujuannya agar aset-aset tersebut terintegrasi dan efisien sehingga bisa diterapkan untuk kebijakan investasi nasional. Kemampuan finansial Danantara seharusnya lebih dari cukup untuk menggalang pendanaan pengembangan maupun pembangunan kilang.

Prabowo Subianto menjelaskan, hasil efisiensi anggaran yang telah dilakukan oleh pemerintah sebesar Rp 300 triliun atau US$20 miliar akan dialokasikan untuk dikelola oleh Danantara. Lebih lanjut, dana tersebut akan diinvestasikan ke lebih dari 20 proyek strategis nasional terkait industrialisasi dan hilirisasi.

Beberapa sektor tersebut adalah nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data kecerdasan buatan, kilang minyak, petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur, serta energi terbarukan. Hal itu diharapkan dapat menciptakan nilai tambah secara signifikan, menciptakan lapangan kerja yang bermutu, serta kemakmuran jangka panjang bagi masyarakat.