JAKARTA – Pemerintah berencana untuk menjual BBM solar jenis baru dengan sulfur lebih rendah dari yang saat ini dijual ke masyarakat. Ini jadi bagian dari upaya untuk menekan emisi yang dihasilkan dari penggunaan BBM.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan sulfur konten BBM Biosolar atau solar yang sudah dicampur biodiesel sekarang memang masih tinggi dan tidak sesuai dengan standar EURO 5. Untuk itu pemerintah tengah mencari jalan untuk bisa menekan sulfurnya.

“Kita cari bahan pencampur yang memang bisa mengurangi sulfur konten. Kalau sekarang kita kan masih 500 PPM-an. Kalau standarnya EURO 5 kan udah harus di bawah 50,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (12/7).

Menurut Arifin untuk bisa menekan sulfur dalam BBM dibutuhkan dana yang tidak sedikit apalagi fasilitas untuk menghasilkan produk dengan sulfur rendah juga belum rampung. “Menuju itu (BBM sulfur rendah) kan ongkosnya ada. Kilang kita belum kelar sih yang di Balikpapan,” ujar Arifin.

Sementara itu Agus Cahyono Adi, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama (KLIK) Kementerian ESDM, menjelaskan produk baru BBM solar dengan sulfur rendah nanti rencananya memang akan diluncurkan pada Agustus. “Ada beberapa SPBU. Kalau saya dengarnya gitu, masih mulai dari beberapa SPBU,” ungkap dia.

Karena belum bisa menghasilkan produk BBM bersulfur rendah maka rencananya untuk pilot project akan digunakan BBM yang didatangkan dari luar negeri alias impor. “Balikpapan lagi proses, memang impor sekarang (untuk pilot),” ujar Agus. (RI)