JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan menurunkan transaksi pembelian valas dalam mata uang dollar AS hingga 50%. Kebijakan itu dilakukan perseroan sebagai bagian dari aksi korporasi menyikapi terdepresiasinya nilai tukar rupiah.
Wianda Arindita Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan bahwa selama ini Pertamina harus melakukan pembelian valas berdenominasi dollar AS dalam jumlah yang cukup besar. Pembelian tersebut dilakukan untuk melakukan pengadaan minyak mentah, produk minyak, Elpiji, serta pembiayaan proyek-proyek investasi. Sementara itu, pendapatan Pertamina dari hasil penjualan di dalam negeri diterima dalam rupiah. “Oleh karena itu, Pertamina akan mengurangi pembelian dollar hingga 50% untuk menekan kerugian,” ujarnya.
Menurut dia, selama ini Pertamina melakukan pembelian valas melalui tiga bank BUMN, yaitu Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Sejak bulan Juni lalu, Pertamina juga telah mengimplementasikan transaksi lindung nilai (hedging) dengan membeli valas secara forward dan telah mendapatkan fasilitas perbankan berupa forex line untuk transaksi lindung nilai dari tiga bank dalam jumlah signifikan.
“Akhir-akhir ini, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sangat dinamis dimana Rupiah terus mengalami depresiasi sehingga under value (di bawah nilai fundamentalnya). Sebagai bentuk mitigasi risiko, Pertamina yang sebelumnya telah melakukan aksi korporasi dengan hedging, dalam beberapa waktu ke depan, juga bersiap mengurangi transaksi pembelian US$ hingga 50% dari transaksi pembelian normal,” ujar Wianda.
Sementara itu, menurutnya, Pertamina akan bekerjasama dengan pihak perbankan dengan menggunakan skema trade financing dengan memanfaatkan fasilitas kredit jangka pendek yang disediakan oleh perbankan baik BUMN, swasta nasional maupun perbankan Internasional untuk mendukung pembiayaan Pertamina untuk tetap dapat memenuhi kewajiban pembayaran kepada mitra usaha. “Jadi, ke depan Pertamina akan lebih memanfaatkan komitmen credit line yang sudah dimiliki dibandingkan dengan mencari dollar AS di pasar spot,” katanya. (AF)
Komentar Terbaru