JAKARTA – Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi pembangunan infrastruktur transimisi listrik sepanjang tahun 2023 hanya mencapai 2.806,2 kms atau 79,73% dari target 3.519,5 kms.

Jisman P. Hutajulu, Dirjen Ketenagalistrikan, menyatakan transmisi sangat penting karena jika disekitar itu ada potensi-potensi misalnya PLTA dan lainnya banyak, percuma kalau tidak bisa dievakuasi dayanya. Dia menuturkan memang pembangunan transmisi perlu ada dorongan dari negara.

“Kami pikir transmisi apakah ada dorongan bicara kan dng kemenkeu, apakah investasinya? Memang transmisi kurang komersil. Karena mana bisa bangun PLTA kalau tidak bisa dievakuasi dayanya,” kata Jisman dalam konferensi pers di kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Kamis (18/1).

Pemerintah tengah mempertimbangkan untuk menempuh cara lain yaitu dengan mewajibkan setiap badan usaha untuk membangun jaringan transmisi di sekitar lokasi pembangkit berada.

“Kita sedang pikirkan, di RUPTL ada beberapa km setiap digabungkan pembangkit dikembangkan oleh pengembang yang pemenang lelang,” ujar Jisman.

Sementara untuk tahun 2024, pembangunan transmisi ditargetkan mampu mencapai 1.692 kms. Hal itu berarti target penyelesaiannya masih dibawah realisasi 2023.

Sementara dari sisi pengembangan infrastruktur Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), tahun lalu terealisasikan sebanyak 2.704 unit dari target sebanyak 1.035 unit, atau mencapai 261% dari target. Sedangkan untuk penyediaan listrik di IKN, tahun 2023 dari target 10,75 MVA tercapai 10,75 MVA.

Jisman menuturkan, Peningkatan akses ketenagalistrikan dan perlindungan sosial juga menjadi salah satu hal yang utama, Jisman mengatakan bahwa hingga akhir tahun 2023, rasio elektrifikasi mencapai 99,78% dan rasio desa berlistrik sebesar 99,83%, masih di bawah target sebesar 100%.

Untuk subsidi listrik, Jisman mengatakan dari target sebesar 73.608,75 GWh, realisasi tahun lalu mencapai 66.854,54 GWh, atau mencapai 109% dari target. “Dari target sekitar Rp70,49 triliun, direalisasikan hampir Rp67 triliun. Bulan Desember lalu sudah ada pembayaran sekitar Rp64 triliun, ini untuk subsidi,” urainya.

Jumlah pelanggan listrik terjadi peningkatan, dari target yang dibidik sebesar 83,2 juta pelanggan, realisasinya mencapai 88,4 juta pelanggan, atau 7% melebihi target. Sedangkan untuk konsumsi listrik dari target 1.336 kWh/Kapita, realisasinya naik tipis di angka 1.337 kWh/Kapita.

Sementara itu, pada bidang teknik, lingkungan, dan investasi ketenagalistrikan, selama tahun 2023, susut jaringan berhasil mencapai 8,74% dari target 8,78% atau mencapai 100,4%, karena semakin kecil susut jaringan makan semakin baik. Disusul adanya penurunan emisi CO2 sebesar 15,32 juta ton CO2, dari target yang dicanangkan sebesar 5,91 juta ton CO2, atau mencapai 259% dari target.

Dalam pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sektor ketenagalistrikan, mencapai 110% dari target, dimana realisasi TW III tahun 2023 mencapai 39,57% dari target 36%. Sedangkan untuk investasi sektor ketenagalistrikan mencapai USD5,75 miliar dari target USD6,64 miliar, atau mencapai 87% dari target. (RI)