JAKARTA – Cadangan sumber energi fosil yang menjadi tumpuan sumber energi selama ini membutuhkan keseimbangan cadangan energi bagi kelangsungan ketahanan energi nasional di masa depan. Hal ini mendorong pemerintah untuk mengembangkan sumber energi terbarukan sebagai alternatif energi yang dapat mengimbangi dan memenuhi kebutuhan energi, sehingga dapat mencapai target bauran energi 23% pada 2025.
“Perkembangan energi terbarukan di Indonesia belum seagresif negara lain. Kita memiliki tugas untuk mendorong pengembangan energi terbarukan supaya tidak tertinggal dengan negara lain dan mencapai target Indonesia untuk bauran energi,” kata Surya Dharma, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), dalam press conference IndoEBTKE ConEx di Jakarta, Rabu (30/10).
Surya mengatakan bahwa negara-negara di dunia sudah menyatakan komitmen mereka untuk menggunakan energi terbarukan dan menurunkan emisi karbon sesuai dengan Paris Agreement. Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut mendukung pengurangan emisi karbon ini. Pemerintah telah menunjukkan komitmen positif untuk mendukung pemanfaatan energi terbarukan melalui berbagai kebijakan dan undang-undang.
Surya menambahkan bahwa Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia turut mendukung program dan upaya pemerintah melalui berbagai inisiatif yang dapat mendorong peningkatan pengembangan energi terbarukan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat luas terhadap penggunaan energi terbarukan sebagai pilihan bagi masa depan. Salah satunya dengan menyelenggarakan pameran dan konferensi Indonesia EBTKE Conex yang tahun ini memasuki edisi ke 8. Nama Indonesia EBTKE Conex diadaptasi dari singkatan Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi yang menjadi salah satu Direktorat Jenderal di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Kali ini, Indonesia EBTKE ConEx akan diselenggarakan di Jakarta International Expo pada tanggal 6 – 8 November 2019.
“Selama tiga hari, para pemangku kepentingan di bidang energi baru terbarukan dan konservasi energi akan membahas berbagai isu seputar EBTKE. Kegiatan ini juga akan diramaikan oleh delegasi dari berbagai negara yang akan berbagi pengetahuan mengenai teknologi, inovasi, dan praktik terbaik yang telah mereka lakukan dalam memanfaatkan energi terbarukan,” ujar Surya.
Di Indonesia EBTKE Conex kali ini, METI berharap bisa menggalang pemahaman dan kesadaran lebih tinggi dari masyarakat luas, termasuk kalangan generasi muda untuk lebih memilih sumber energi terbarukan dan melakukan langkah langkah konservasi energi.
Tahun ini gelaran IndoEBTKE Conex 2019 mengambil tema “”Energy Transition Toward Sustainable Energy Era”. Melalui tema ini, METI ingin menunjukkan komitmen pengembangan energi terbarukan dalam menurunkan emisi karbon seperti dijelaskan dalam laporan bertajuk ‘Global Energy Transformation: A Roadmap to 2050’ yang dirilis oleh International Renewable Energy Agency (IRENA). Menurut laporan tersebut, manfaat utama dari transformasi energi antara lain: biaya pembangkit dari energi terbarukan menjadi lebih murah, meningkatkan akses terhadap energi, mengurangi emisi dan polusi udara, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Surya Dharma, pelaksanaan IndoEBTKE Conex 2019 menjadi salah satu upaya untuk menunjukkan komitmen dan kemajuan Indonesia dalam penerapan energi terbarukan. Kegiatan tahun ini akan diisi dengan sesi konferensi, pameran, training, paper and poster presentation, Young Renewable Energy Innovation Program, dan lain-lain. Pihak panitia berharap kegiatan ini bisa menunjukkan kepada dunia internasional kesungguhan Indonesia dalam melaksanakan komitmen pemanfaatan energi terbarukan.
“Kehadiran delegasi dari luar negeri diharapkan akan mempercepat transfer of knowledge yang selanjutnya bisa diterapkan di Indonesia. Dukungan dari negara lain akan berdampak positif pada upaya peningkatan bauran energi terbarukan di Indonesia. Para pemangku kepentingan di Indonesia bisa saling belajar dari apa yang telah dilakukan di negara lain terkait energi terbarukan,” kata Surya.
Adrian Lembong, Ketua Panitia Indo EBTKE Conex 2019, menyatakan pihaknya juga melakukan kerja sama dengan berbagai universitas. Mahasiswa diharapkan menjadi salah satu medium dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan energi terbarukan.
Menurut Adrian, realisasi energi terbarukan di Indonesia sangat bergantung dari peran serta masyarakat.
“Selama ini masyarakat hanya sekadar menikmati tanpa mengetahui darimana asal energi yang mereka nikmati. Dengan semakin sadar energi, masyarakat diharapkan juga semakin bijak dalam menggunakan energi,” tandas Adrian Lembong.(RA)
Komentar Terbaru