JAKARTA – Pemerintah diprediksi bakal mendapatkan penghematan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) hingga Rp 2,5 triliun per tahun, menyusul disepakatinya Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) antara PT Pertamina (Persero) dan enam Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) minyak dan gas bumi (migas) dengan total volume 30,5 MMSCFD (Juta Standar Kaki Kubik Per Hari).
Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan, volume gas 30,5 MMSCFD dari enam KKKS migas itu akan digunakan sebagai bahan bakar transportasi, guna mendukung program konversi BBM ke BBG (bahan bakar gas) yang digulirkan pemerintah.
“Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 64 tahun 2012, Pertamina ditugaskan untuk melakukan penyediaan dan pendistribusian bahan bakar berupa CNG (Compressed Natural Gas). Untuk itu pemerintah telah mengalokasikan pasokan gas dari beberapa KKKS bagi transportasi, guna menjamin pasokan gas untuk transportasi,” jelas Karen usai penandatanganan PJBG itu di Jakarta, Kamis, 5 September 2013.
Enam KKKS yang memasok gas untuk transportasi ke Pertamina itu adalah PT Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Energi ONWJ, PT Pertamina Hulu Energi WMO, PT Medco E&P, SANTOS (Madura Offshore) PTY LTD, dan JOB Pertamina Talisman – Jambi Merang.
“Dengan PJBG ini, total volume gas yang akan dipasok sebesar 30,5 MMscfd dan akan dipasarkan dengan brand Pertamina “Envogas” yang saat ini penyalurannya kepada konsumen baru sekitar 4 MMSCFD,” terang Karen.
Secara terpisah, Kepala Sub Bagian Komunikasi dan Protokol SKK Migas, Agus Budiyanto menyebutkan, PJBG itu diperkirakan dapat menghasilkan penerimaan bagi negara dan industri hulu migas sekitar USD 184,78 juta.
Dengan harga BBG sekitar Rp 3.100 per liter, maka apabila dibandingkan dengan pemakaian solar bersubsidi, pemakaian CNG untuk transportasi selama periode kontrak PJBG diperkirakan akan menghasilkan penghematan sekitar Rp 2,5 triliun.
“Sedangkan apabila dibandingkan dengan pemakaian solar tidak bersubsidi, penghematan dari pemakaian CNG selama periode kontrak diperkirakan akan mencapai Rp 7,8 triliun,” jelasnya.
(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru