JAKARTA – PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI), perusahaan yang bergerak di bidang logistik dan transportasi laut terintegrasi, berencana melakukan penjualan satu unit aset Floating Loading Facility (FLF), fasilitas pemindah muatan batu bara lepas pantai yang dibuat pada 2007. Langkah tersebut merupakan bagian dari divestasi usaha untuk mengoptimalkan utilisasi aset.
“Penjualan itu merupakan kesempatan yang sangat bagus bagi perseroan untuk memperoleh dana yang akan diinvestasikan ke aset yang lebih menguntungkan,” kata Iriawan Ibarat, Direktur Utama Pelita Samudera usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Kamis (20/9).
Penjualan aset FLF yang bernama Ratu Barito ini telah mendapat persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB di Jakarta.
Iriawan menambahkan, penjualan aset sejalan dengan strategi usaha perseroan untuk ekspansi armada kapal yang telah dilakukan selama dua tahun terakhir. Serta target ke depan sesuai dengan kebutuhan pasar domestik dan ekspor batu bara yang diprediksi akan tetap stabil ke negara-negara Asia terutama Asia Tenggara.
“Kami mendapatkan penawaran yang bagus atas transaksi penjualan senilai US$12 juta, yang direncanakan akan dijual ke PT Maritim Barito Perkasa,” ungkap Iriawan.
Penjualan aset diyakini akan berdampak positif terhadap kegiatan operasional. Pelita Samudera masih memiliki aset tiga unit FLF dan satu Floating Crane untuk pemindah muatan batu bara, sehingga bisa menambah utilisasi keempat aset tersebut. Perseroan juga memiliki satu unit kapal induk handymax (mother vessel) dan 37 unit tugboat dan 37 unit barge untuk jasa pengangkutan batu bara dengan rata-rata utilisasi diatas 90%.
Pelita Samudera Shipping merupakan perusahaan jasa angkutan laut Indonesia yang selama 11 tahun terakhir beroperasi untuk pengangkutan dan pemindah muatan batu bara terintegrasi yang menyediakan fasilitas kapal tunda dan kapal tongkang (tugs and barges), fasilitas muatan apung (Floating Loading Facility), fasilitas bongkar muat apung (Floating Crane) dan Mother Vessel handymax secara terintegrasi.
“Kami optimistis dapat mencapai target double digit growth dari 2017. Kinerja keuangan kami melesat signifikan di semester I 2018 dibanding semester I tahun lalu, dengan kenaikan laba bersih sebesar 2.859%,” kata Iriawan.(RA)
Komentar Terbaru