JAKARTA – PT Patra Drilling Contractor (PDC) – Marubeni Itochu Tubulars Asia (MITA) bersama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menggelar workshop “Drilling and Well Engineering dan Material Selection (Line Pipe & OCTG) Carbon Capture Storage (CCS) / Carbon Capture Utilization & Storage (CCUS)” selama 3 hari di Marriot Hotel Habourbay, Batuampar pada 15-17 Juli lalu. Kegiatan ini melibatkan para ahli kompeten dari berbagai negara seperti Amerika, Jepang, China, Singapura, India, Turki dan lainnya.

Workshop yang diikuti sekitar lebih 50 peserta ini bertujuan memberi pemahaman dan informasi lebih luas terhadap teknologi CCS/ CCUS. Dengan harapan peserta akan mendapatkan kompetensi lebih mendalam terkait CCS/ CCUS, keberhasilan kegiatan ini untuk mendukung penerapan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon.

Suryani Chief Innovation Process & Facility PHE, mengatakan saat ini Pertamina menjadi bagian penting dalam mendukung kegiatan pengurangan emisi karbon CO2 di wilayah Indonesia.

“Kalau diliat SKK Migas, pemerintah dan lainnya, sebenarnya sudah bergerak bareng. Bahkan Presiden Jokowi sudah membuat Carbon Trading dan lain-lain. Jadi intinya bukan PHE saja yang bergerak, tapi seluruh bagian dari Pertamina,” ujar Suryani dalam keterangannya, Rabu (1/8).

Menurut dia, selama ini karbon diibaratkan sebagai peran pembantu. Namun dalam teknologi CCS/ CCUS, karbon akan dijadikan peran utama, yang tujuannya nanti dapat bernilai ekonomi, dan bisnis baru untuk mendapatkan keuntungan.

“Dalam kegiatan kami beroperasi sehari-hari, biasanya Hydrocarbon yang jadi fokus kami, walau sebenarnya ada CO2 gasnya. Jadi, gas CO2 bukan hal baru buat kami di dunia migas, hanya saja gas CO2 ini bukan sebagai main actor, lebih ke “peran pembantu. Nah sekarang CO2 yang menjadi peran utamanya dalam CCS/CCUS ini, yang akan menjadi new model bisnis kedepannya,” jelas Suryani.

Para peserta dari Pertamina diharapkan bisa mendapatkan bekal kompetensi yang lebih mendalam untuk menjalankan proyek CCS/CCUS di Pertamina dengan aman serta dengan mempertimbangkan aspek teknis terbaik dan juga terjangkau dari sisi komersial.

“Dengan memiliki kompetensi terkait, Pertamina Grup lebih siap dalam menghadapi tantangan ke depan terkait implementasi CCS/CCUS yang aman,” ujar Suryani.

Agus Susanto, Marketing & Commercial Manager PDC, menjelaskan CCS/ CCUS adalah teknologi baru yang sedang dikembangkan di beberapa negara termasuk Indonesia. CCS/ CCUS ini merupakan teknologi baru yang sedang dikembangkan di Pertamina Group. Pemerintah Indonesia bersepakat dengan negara-negara lain di dunia melalui Persetujuan Paris atas Konvensi Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim (Paris Agreement to the United Nations Framework Convention on Climate Change) menuju arah pembangunan rendah emisi gas rumah kaca dan berketahanan iklim pada tahun 2050.

“Untuk teknis pelaksanaanya, oleh Kementrian ESDM ditetapkan peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon, serta Penangkapan, Pemanfaatan dan Penyimpanan Karbon pada Kegiatan Usaha Hulu Migas.” Jelasnya.

Agus juga menambahkan Peraturan Menteri ini menjabarkan berbagai upaya Pemerintah untuk mewujudkan sektor migas rendah emisi dan mendorong peningkatan produksi migas. “Upaya yang dilakukan oleh PHE yaitu dengan melaksanakan uji coba pada Tahun 2023 di sumur Jatibarang, dengan menginjeksikan +/- 511 Ton CO2 ke dalam sumur tersebut,” ungkap Agus. (RI)