JAKARTA – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI) membantah adanya rencana pengepungan Kantor Pusat Pertamina di Jakarta, terkait protes terhadap kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian di Makassar, Sulawesi Selatan.
Ketua Bidang (Kabid) Informasi dan Komunikasi (Infokom) PBHMI, Azhar Kahfi mengklarifikasi bahwa ada pihak lain yang mengeluarkan pernyataan secara tidak etis, atas nama PBHMI.
“Namun itu bukan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam. Melainkan sekelompok orang yang menamakan dirinya Pergerakan Bersama Himpunan Mahasiswa Islam. Mereka menggunakan singkatan yang sama, PBHMI,” ujar Kahfi pada Rabu, 5 Juni 2013.
Ia pun menegaskan, tidak ada organ pergerakan resmi lainnya diluar kepengurusan PBHMI yang dipimpin Ketua Umum Terpilih, M Arief Rosyid. Dalam tubuh HMI secara nasional, ujarnya, tidak ada elemen bernama Pergerakan Bersama Himpunan Mahasiswa Islam.
“Kami PBHMI dalam bersikap hanya dalam satu komando Ketua Umum Arief Rosyid. Perilaku mereka yang menamakan diri sebagai Pergerakan Bersama HMI, dan menyingkatnya menjadi PBHMI sangatlah tidak etis. Karena tidak menghormati kepengurusan PBHMI yang sah sebagai hasil Kongres HMI di Jakarta tahun 2013,” tegas Kahfi yang saat dihubungi sedang berada di Papua untuk sebuah kegiatan organisasi.
Kahfi juga menyatakan, tidak ada rencana PBHMI mengepung kantor Pertamina di Jakarta, sebagai protes atas kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian di Makassar. “Namun kami tetap menyayangkan dan memprotes keras tindakan represif polisi terhadap kader-kader kami di Makassar,” tandasnya.
Riak Pasca Kongres
Sebelumnya beredar berita di media nasional bahwa sekelompok orang yang menamakan diri PBHMI (Pergerakan Bersama Himpunan Mahasiswa Islam) berencana mengepung kantor Pertamina di Jakarta pada Kamis, 6 Juni 2013, sebagai protes atas kekerasan yang dilakukan polisi terhadap kader-kader HMI, saat melakukan aksi menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Makassar.
“Pergerakan Bersama HMI sebagai sikap solidaritasnya terhadap rekan-rekan mahasiswa HMI di Makasar, juga akan melakukan unjuk rasa damai dengan mengepung Kantor Pertamina di Jakarta,” ujar Tinto Wardhani yang mengaku Ketua PBHMI pada Selasa, 4 Juni 2013 di Jakarta.
Beberapa kader HMI yang dihubungi Dunia Energi di Jakarta, menyebutkan Tinto Wardhani bukanlah pengurus HMI, apalagi duduk di kepengurusan PBHMI. Kuat dugaan PBHMI versi Tinto adalah bentukan Nurfajriansyah alias Fajri, bekas Ketua Umum PBHMI periode sebelumnya, yang kecewa karena kalah telak dengan Arief Rosyid saat maju lagi dalam Pemilihan Ketua Umum PBHMI pada Kongres HMI di Jakarta tahun 2013.
“Kami menduga mereka yang membentuk PBHMI versi Tinto dan berencana mengepung Pertamina itu, adalah orang-orang dari kelompok Lisuma (Lingkar Studi Mahasiswa). Yakni organ nonformal yang dibentuk Fajri, dan pada waktu yang lalu memang kerap mendapat ‘proyek’ mendemo Pertamina. Entah apa kepentingannya,” tutur seorang aktivis HMI yang dihubungi Dunia Energi pada Selasa, 4 Juni 2013.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Kabid Infokom PBHMI Azhar Kahfi menolak banyak berkomentar. Menurutnya, itu hanyalah riak-riak kecil pasca kongres. “Kami belum akan mengomentari hal itu, semua masih kami selidiki lebih lanjut. Intinya, perbuatan mereka tidak etis,” tutup Kahfi.
(Abraham Lagaligo/abrahamlagaligo@gmail.com)
Komentar Terbaru