JAKARTA – PT Patra Drilling Contractor (PDC), yang merupakan anak Perusahaan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) bagian dari Subholding Upstream Pertamina, terus berupaya mendukung penerapan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon.

Faried Iskandar Dozyn, Direktur Utama Patra Drilling Contractor, mengungkapkan saat ini PDC memfokuskan perhatian pada bisnis energi bersih, melalui studi penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan sebagai pengganti solar. PDC turut ambil bagian dalam upaya pengembangan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) guna mendukung peningkatan produksi migas sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

“Pertamina menjadi bagian penting dalam mendukung kegiatan pengurangan emisi karbon di wilayah Indonesia. Kami sudah mulai libatkan engineer-engineer muda untuk mengikuti program CCS/CCUS baik tekninal maupun regulasi. Kami siapkan semua agar bisa support kegiatan energi terbarukan. Inisiatif PDC adalah pemanfaatan gas suar atau flare gas. Gas yang terbakar akan kami manfaatkan menjadi bahan bakar LNG maupun CNG, untuk pengganti solar. Yang pasti lebih bersih,” ungkap Faried, kepada Dunia Energi saat temu media di Jakarta, Selasa(18/3/2025).

Indonesia memiliki banyak lapangan migas dengan kandungan CO2 tinggi. Berdasarkan Roadmap IEA untuk Net Zero Emission (NZE) tahun 2050 di sektor energi, teknologi CCUS akan berkontribusi lebih dari 10% dari kumulatif pengurangan emisi global pada tahun 2050. Kebutuhan CCS/CCUS di Asia Tenggara mencapai 35 juta tCO2 pada tahun 2030 dan lebih dari 200 juta tCO2 pada tahun 2050.

PDC juga mengincar beberapa tender dari sejumlah perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), seperti Medco Energy, BP, Petrochina, sebagai bentuk diversifikasi bisnis. Beberapa proyek luar negeri juga tengah digarap PDC bersinergi dengan PT Pertamina Internasional EP (PIEP).

Market terbesar PDC saat ini adalah PDSI, klien kedua terbesar Pertamina Hulu Rokan (PHR), setelah itu PHE ONWJ, PHE OSES. Kemudian Regional 3, Regional 4 terus kami explore. Harapan kami, PDC akan merambah proyek-proyek internasional. Dalam 2-3 tahun ke depan akan dimulai. Tentunya dengan adanya diversifikasi market baru di luar Pertamina, akan menambah kapabilistas Perusahaan dan diharapkan revenue tahun 2025 bisa diatas tahun lalu yang mendekati Rp 3 triliun, ” ujar Faried.(RA)