JAKARTA – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bakal tingkatkan penggunaan teknologi termutakhir untuk memastikan keamanan dan keselamatan di lingkungan pengoperasian kilang. Salah satu langkah adalah dengan mengkaji teknologi baru untuk menghalau awan petir yang jadi salah satu potensi sumber kondisi bahaya di lingkungan kilang.

Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama KPI, menjelaskan saat ini KPI tengah mengevaluasi penggunaan penggunaan alat yang bisa secara efektif memindahkan awan petir. “Itu men-decoy (mengalihkan) petir itu tidak disitu tapi ke sebelah, decoying Jadi lebih mengalihkan proton sama neutronnya. Karena bukan menangkap petirnya tapi men-decoy. Sedang dikaji karena itu juga baru recently di industri,” kata Taufik saat ditemui disela penutupan rangkaian peringatan Hari Firefighter Internasional di Graha Pertamina, Rabu (17/7).

Taufik optimistis, jika teknologi terbaru itu bisa diterapkan maka keamanan kilang bakal meningkat. Apalagi jika melihat beberapa insiden yang terjadi belakangan melibatkan petir. “Mudah-mudahan dengan bantuan itu, teknologi update itu bisa kita terapkan di kilang kita, sehingga kilang kita bisa lebih handal dan lebih terproteksi Itu tujuannya sebenarnya,” ungkap Taufik.

Selain meningkatkan teknologi keamanan, KPI kata Taufik juga terus melakukan peremajaan alat-alat di lingkungan kilang. Ini memang jadi salah satu faktor penting tidak hanya dalam menjaga keandalan operasional kilang tapi juga keselamatan dan keamanan kerja. Apalagi mengingat kondisi kilang-kilang di Indonesia yang sudah berumur tua.

“Tentunya peremajaan itu harus Karena over the time itu kondisi pabrik menurun lah Kesehatan pabrik itu. Kita harus tetap jaga kesehatan pabrik itu yang dalam kondisi prima,” jelas Taufik.

KPI kata Taufik menjadikan keselamatan salah satu komponen utama dalam kegiatan operasional perusahaan. KPI juga berinisiatif memberikan edukasi tentang penanganan kondisi berbahaya yang melibatkan masyarakat dalam mengatasi kebakaran.

KPI bahkan berhasil mencetak rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) di bidang HSSE melalui kegiatan pemadaman kebakaran di lingkup rumah tangga secara serentak oleh petugas terbanyak di kancah nasional.

Setidaknya ada 1.569 firefighters rumah tangga yang tersebar di seluruh Indonesia dikerahkan KPI untuk melakukan simulasi pemadaman kebakaran. Para firefighters tersebut berasal dari masyarakat yang tinggal di wilayah unit operasi KPI di antaranya Kilang Dumai, Kilang Plaju, Kilang Cilacap, Kilang Balikpapan, Kilang Balongan, Kilang Kasim, serta afiliasi KPI yakni PT Perto OXO Nusantara, PT Polytama, dan PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban.

Kegiatan tersebut disaksikan langsung oleh jajaran Direksi KPI melalui dashboard monitoring Pusat Komando dan Pengendalian (PUSKODAL) Jakarta.

“Alhamdulillah ibu-ibu kan dilibatin, ibu-ibu rumah tangga pun dilibatin. Karena ada di ring 1 juga dilibatin, kemudian masyarakat sekitar juga dilibatkan dalam menangani kondisi emergency. Selain juga awareness bagi dirinya sendiri, tentunya mengedukasi bahwa resiko itu juga bukan hanya di kilang tetapi di rumah pun ada, di dapur, ada gas dan segala macam,” jelas Taufik. (RI)