JAKARTA – PT Pertamina (Persero) tidak lama lagi akan kembali melantai bursa melalui salah satu subholdingnya, yaitu Subholding Integrated Marine Logistcs Pertamina atau PT Pertamina International Shipping (PIS). Manajemen menargetkan Initial Public Offering (IPO) paling cepat akhir tahun 2025.

Muh. Aryomekka Firdaus, Corporate Secretary PIS, mengungkapkan langkah IPO jadi salah satu strategi yang diusung manajemen untuk mengejar target revenue atau pendapatan perusahaan sebesar US$8,9 miliar pada tahun 2034 atau 10 tahun dari sekarang.

“IPO ini menjadi salah satu dari upaya kita mencapai aspirasi revenue di tahun 2034,” kata Aryomekka dalam diskusi bersama awak media, Kamis (6/9).

Penguatan kinerja operasional dan keuangan terus dikejar PIS sebelum IPO. Rencananya paling cepat IPO direalisasikan pada akhir tahun 2025 atau paling lambat diawal tahun 2026. “Salah satu untuk memperbesar revenue kita ini adalah dengan cara IPO. Jadi IPO merupakan salah satu cara dari beberapa corporate action kita, dimana mungkin kita rencanakan IPO itu di sekitar awal tahun 2026 atau akhir tahun 2025,” jelas Aryomekka.

Kinerja finansial PIS memang terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Sejak tahun 2020 revenue perusahaan terus tumbuh. Tahun 2020 tercatat revenuenya mencapai US$837 juta, kemudian tumbuh jadi US$1,7 miliar tahun 2021. Selanjutnya revenue PIS tahun 2022 jembali naik menjadi US$2,8 miliar dan tahun lalu tumbuh lagi menjadi US$3,3 miliar.

Untuk tahun 2024 pertumbuhan revenue diproyeksikan masih terjadi dimana hingga akhir tahun ini ditargetkan sebesar US$3,4 miliar. Sementara realisasi hingga semester I sudah menyentuh angka US$1,72 miliar.

Eka Suhendra, Direktur Business Planning PIS, mengungkapkan salah satu strategi yang dipersiapkan untuk meningkatkan value PIS adalah dengan berbisnis di luar negeri.

Saat ini kontribusi bisnis PIS di luar negeri terhadap baru mencapai 19%. Dia menegaskan tanpa melupakan bisnis domestik yang diyakini akan terus tumbuh namun ke depan PIS memang berencana bakal ekspansi besar-besar di luar negeri. “Saat ini 19% kontribusinya, ke depan pangsa pasar international sampai 55%. Tanpa kurangi kue pasar domestik,” kata Eka saat diskusi dengan awak media di Jakarta, Jumat (5/9).

Untuk menggenjot ekspansi bisnisnya, jumlah armada PIS juga dipastikan bakal meningkat. Saat ini PIS mengoperasikan 320 tanker dimana 102 diantaranya merupakan kapal milik sendiri sementara sisanya kapal sewa. “10 tahun lagi bisa 500 kapal yang dioperasikan. Nggak semua kapal dimiliki sendiri. 200 kapal direncanakan kita punya, 300-nya sewa,”ungkap Eka.

Penambahan jumlah armada ini tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Total investasi yang dibutuhkan PIS untuk bisa mengejar target revenue di tahun 2034 itu mencapai US$9 miliar. (RI)