JAKARTA – Pertamina International Shipping (PIS), Subholding Integrated Marine Logistic (SH IML) dan perusahaan tanker terbesar di Asia Tenggara, menyiapkan sejumlah strategi untuk memanfaatkan momentum positif prospek industri pengiriman dan perkapalan pada 2025. Fitch Ratings Global menerbitkan outlook yang memberikan sinyal positif dengan mengubah outlook industri pengiriman dan perkapalan dari sebelumnya “memburuk” menjadi “stabil” pada tahun ini.

Direktur Perencanaan Bisnis PIS Eka Suhendra, mengatakan PIS tentunya menangkap sinyal positif pasar tersebut dengan rutin melakukan inovasi hingga berhasil mencatat laba sebesar US$280,9 juta pada semester pertama 2024. “Pencapaian ini, menjadi pemicu PIS menyusun strategi yang cermat untuk menangkap peluang bisnis tahun ini,” ujar Eka, pekan lalu.

Eka memaparkan, sejak tahun 2022 sudah terjadi kenaikan market yang memberikan dampak positif pada industri shipping. Di periode ini, permintaan pembangunan kapal baru juga booming di galangan seluruh dunia.

Sepanjang tahun 2024, industri shipping dalam keadaan yang cukup stabil. Diperkirakan hingga akhir 2024 Global Seaborne Trade atau perdagangan lintas laut dunia mencapai total 66,551 billion tonne-miles dengan average demand growth sebesar 6.5%. Tarif shipping juga mengalami peningkatan sebesar 35% di atas tarif shipping rata rata 10 tahun terakhir.

“Sinyal positif industri di tahun ini juga ditambah dengan kepastian dari hasil US election, yang menunjukkan bahwa angkutan oil and gas pada tahun-tahun mendatang masih menarik,” ungkap Eka.
Terlepas dari proyeksi industri dan kinerja perusahaan yang cerah, sejumlah tantangan tetap membayangi pada tahun ini mulai dari dinamika geopolitik, tekanan regulasi internasional, dan volatilitas harga energi yang diproyeksikan masih akan berdampak pada aktivitas bisnis PIS.

“PIS akan menyiasati tantangan tersebut dengan meningkatkan insurance dan mencari rute yang lebih aman, serta membuka peluang diversifikasi muatan green cargo untuk meredam gejolak harga energi yang fluktuatif,” kata Eka.

Outlook stabil industri pengiriman dan perkapalan yang dirilis Fitch Ratings Global, lembaga pemeringkat kredit pada akhir 2024 mencerminkan dinamika pasar yang mulai kembali ke tingkat normal setelah periode puncak. Isu dekarbonisasi serta dampak geopolitik menjadi faktor yang mempengaruhi proyeksi ke depan. Perubahan lanskap politik global juga memberikan optimisme pada sektor pengangkutan minyak dan gas, menjaga daya tarik industri dalam jangka panjang.

Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto menyebut proyeksi dari Fitch mengenai industri pengiriman dan perkapalan menambah optimisme pelaku industri dalam mengarungi bisnis di 2025. “Inovasi yang tepat adalah langkah bagi industri menjemput momentum bisnis yang akan semakin cerah di 2025. Kami berharap outlook dari Fitch itu dapat mendorong industri pengiriman dan perkapalan berinovasi lebih cepat dalam menangkap peluang pasar,” tutur Carmelita.

Transisi Energi
PIS menatap tahun 2025 sebagai masa transisi yang krusial dalam aspek berkelanjutan. PIS telah bersiap menyikapi roadmap transisi energi secara menyeluruh, seperti modernisasi armada dengan teknologi dual-fuel, investasi energy-saving devices, digitalisasi operasional, dan pembangunan green terminal. Dengan pendekatan ini, PIS tidak hanya memenuhi standar emisi, tetapi juga menjadi pionir pelayaran ramah lingkungan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan kompetitif.

“Kami juga fokus memanfaatkan momentum stabilitas pasar tersebut dengan menetapkan tarif yang kompetitif, memperluas jangkauan rute internasional, serta mengadopsi teknologi ramah lingkungan untuk memenuhi tuntutan industri yang semakin berorientasi pada keberlanjutan,” ungkap Eka.

Selain itu, PIS mengoptimalkan sinergi dengan anak perusahaan, seperti PT Pertamina Trans Kontinental dan PT Pertamina Energy Terminal, untuk mendukung kebutuhan logistik yang lebih terintegrasi.

“Dengan strategi ini, kami yakin dapat menjaga pertumbuhan positif dan memperkuat posisi sebagai penyokong ketahanan energi nasional, sekaligus pemain signifikan di industri perkapalan global,” kata Eka.(AT)