JAKARTA – Banyak siasat diterapkan pelaku usaha di sektor pertambangan, selama menghadapi krisis harga komoditas sepanjang tahun lalu. Diantaranya PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk yang berhasil mengamankan penerimaannya lewat kontrak jangka panjang dengan sejumlah produsen batubara.
Tahun lalu, perusahaan pelayaran yang menjalankan jasa pengangkutan batubara ini, berhasil menggaet kontrak-kontrak jangka panjang dengan sejumlah produsen batubara nasional. Diantaranya kontrak dengan PT Berau Coal Tbk untuk penyediaan floating cranes Blitz pada semester 1-2012, untuk jangka waktu lima tahun.
Kontrak tersebut akan diperpanjang oleh Berau Coal hingga 5 tahun berikutnya, apabila Mitrabahtera mampu memenuhi Key Performance Indicator yang disepakati dalam kontrak. Nilai totalnya mencapai USD 70 juta.
Selain itu pada semester 2-2012, emiten yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan kode (MBSS) ini juga menandatangani kontrak dengan PT Kideco, untuk pengoperasian floating cranes Vittoria di Adang Bay. Jangka waktu kontrak itu 5 tahun, dan akan diperpanjang lagi selama 2 tahun.
“Kontrak jangka panjang dengan pelanggan, memberikan kepastian bagi MBSS dalam kelangsungan usahanya,” ungkap Ika Bethari, Direktur Keuangan dan Perencanaan Perusahaan MBSS di Jakarta, di penghujung 2012.
Menurut Ika, dalam kondisi pasar batubara yang cukup sulit, MBSS memiliki kepastian pendapatan dimana 85% pendapatan perusahaan didukung oleh volume minimum yang dijamin di dalam kontrak.
Sampai dengan September 2012, ujarnya, total backlog MBSS sebesar USD 384,8 juta diluar kontrak untuk floating cranes Vittoria dengan nilai sekitar USD 57,8 juta.
“Portofilio pelanggan yang dimiliki oleh MBSS yaitu produsen batubara dan pengguna akhir batubara, memberikan MBSS kemampuan dalam mengelola risiko yang timbul akibat perubahan harga batubara di pasar,” kata Ika lagi.
Presiden Direktur MBSS, Rico Rustombi menambahkan, dalam kondisi harga batubara yang turun, pengguna batubara memiliki kecenderungan untuk menambah pembelian batubara dalam jumlah cukup banyak, sehingga dapat mengurangi biaya produksi mereka.
“Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan pengguna batubara yang lebih meningkatkan penggunaan kapal tongkang di tahun 2012 ini sehingga pendapatan barging kami mencapai lebih dari yang ditargetkan,” tandasnya.
(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)
Komentar Terbaru