MUSI BANYUASIN, SUMSEL– Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang terus berinovasi dalam mengelola lingkungan dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar wilayah operasinya. Melalui program pemberdayaan masyarakat Peri Mentari (Pertanian Terintegrasi Mendis Lestari), PHE Jambi Merang membantu Desa Mendis, yang merupakan ring I wilayah kerja perusahaan, dalam mengatasi tantangan kekurangan air, pengelolaan limbah domestik, dan potensi kebakaran hutan.

Salah satu inovasi utama dari program ini adalah pengolahan limbah cair domestik rumah tangga melalui sistem Simbah Dorita (Sistem Pengolahan Limbah Domestik Media Pall Ring dan Tankos). Teknologi ini mengoptimalkan pemanfaatan tandan kosong sawit (Tankos) dan Pall Ring dari proses produksi untuk mengolah air limbah menjadi sumber irigasi pertanian di Desa Mendis.

Abdul Yusup, Senior Teknisi Laboratory PHE Jambi Merang, mengatakan  Simbah Dorita mampu mengolah hingga 650.000 liter air per bulan. Air hasil olahan ini digunakan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Mendis untuk menyiram tanaman pangan seperti cabai, kangkung, dan kacang panjang. Dengan sistem irigasi tetes yang memanfaatkan air olahan, petani tak lagi bergantung pada air sumur yang sering kering saat musim kemarau.

Selain itu, program Peri Mentari juga fokus pada mitigasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melalui pembentukan kelompok Ketan Adem (Kelompok Tanggap Api Desa Mendis). Kelompok ini terdiri dari 30 anggota yang dilatih untuk sigap menangani potensi kebakaran hutan. Mereka juga dibekali kegiatan usaha seperti peternakan kambing untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota.

Tak hanya berfokus pada pertanian, program ini juga mencakup pengelolaan limbah organik rumah tangga untuk pakan ikan. Kelompok Arto Makmur, binaan PHE Jambi Merang, memanfaatkan maggot dari limbah organik sebagai pakan gratis untuk ikan yang dibudidayakan di keramba apung Sungai Lalan. Hal ini mengurangi biaya pakan sekaligus mengatasi penumpukan limbah organik.

Ketua Kelompok Ketan Adem, Imam Mahmudi, menyatakan bahwa program peternakan kambing tidak hanya menghasilkan pupuk organik dari air seni kambing, tetapi juga membantu pengelolaan lahan dengan lebih efektif. Pupuk cair yang dihasilkan digunakan untuk mendukung pertanian di Desa Mendis, meningkatkan produktivitas tanpa harus membeli pupuk komersial.

Dalam satu kali siklus panen, kelompok wanita tani di Desa Mendis berhasil memperoleh penghasilan sekitar Rp 1.350.000 hingga Rp 2.100.000. Penggunaan air limbah olahan juga berhasil menghemat 90% kebutuhan air serta efisiensi 70% biaya pertanian. Selain itu, program ini mengurangi pembelian pupuk hingga 100%, memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi warga.

Solihin, Ketua Kelompok Arto Makmur, mengungkapkan bahwa budidaya maggot menjadi solusi bagi kelompoknya yang dulu kesulitan menanggung biaya pakan ikan. Dengan inovasi ini, limbah organik rumah tangga yang sebelumnya terbuang percuma kini bermanfaat bagi perekonomian desa.

Kepala Desa Mendis, Sugianto, mengapresiasi program Peri Mentari yang tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga menumbuhkan perekonomian lokal. Ia menyebut bahwa program mitigasi Karhutla yang dijalankan PHE Jambi Merang berhasil mengendalikan kebakaran sehingga hanya beberapa hektar lahan yang terdampak pada kejadian kebakaran terakhir.

Program Peri Mentari ini sejalan dengan pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), seperti tujuan 6 tentang air bersih dan sanitasi, tujuan 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, dan tujuan 15 tentang menjaga ekosistem darat. PHE Jambi Merang terus berkomitmen untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dengan pendekatan berkelanjutan. (DR)